DENPASAR, BALIPOST.com – Presiden Joko Widodo dalam rapat evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Jumat (16/7), menyebutkan vaksin yang sudah masuk ke Indonesia, baik yang jadi maupun bahan baku, mencapai 137 juta dosis. Sementara itu, yang sudah disuntikkan baru 54 juta dosis.
“Ini artinya ada stok dalam jumlah besar di Bio Farma, Kemenkes, maupun provinsi dan kabupaten/kota, terlalu besar,” katanya dalam video yang diunggah di kanal YouTube Sekretaris Presiden, Sabtu (17/7), dipantau dari Denpasar.
Ia meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menginstruksikan agar seluruh stok vaksin yang ada dihabiskan. “Kirim langsung habiskan, kirim habiskan. Karena kita ingin mengejar vaksinasi ini secepat-cepatnya,” tegasnya.
Jokowi menyebut terbukti 3 hari lalu, penyuntikan vaksin bisa mencapai 2,3 juta. “Saya yakin 5 juta (dosis vaksin) itu bisa,” katanya.
Ia pun menegaskan kembali bahwa tidak ada stok selain di Bio Farma. Lainnya, harus cepat menghabiskan. “Kunci menyelesaikan masalah ini adalah kecepatan vaksinasi. Ini sesuai juga disampaikan oleh Dirjen WHO,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyebutkan bahwa vaksinasi door to door yang dilakukan Badan Intelijen Nasional (BIN), agar diteruskan.
Ia juga meminta agar memberikan prioritas vaksinasi berdasarkan angka kasus. Sebelumnya, diakui, prioritas diberikan pada Jakarta dan Bali. “Bali sudah 81 persen dosis yang sudah disuntikan. DKI sudah 72 persen. Ini saya kira Agustus sudah akan selesai, masuk ke herd immunity,” paparnya.
Sedangkan saat ini, ada 3 provinsi yang difokuskan, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten. “Karena Jawa Barat baru 12 persen, Jateng 14 persen, dan Banten 14 persen. Sehingga Jawa segera masuk ke herd immunity. Diharapkan Agustus akhir, paling lambat pertengahan September,” bebernya. (Diah Dewi/balipost)