DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam rapat terbatas secara virtual mengenai evaluasi PPKM Darurat dari Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (16/7), Presiden Joko Widodo sempat mengingatkan soal mobilitas warga atau mobilitas index. Juga terkait penyekatan yang telah dilakukan.
Presiden dalam video yang diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (17/7), mengatakan bahwa mobilitas warga dengan penyekatan yang telah dilakukan tidak memberikan efek signifikan. “Mobility index, kita telah melakukan penyekatan. Tapi kalau saya lihat malam, juga pagi tadi saya ke Pulogadung, masih cukup ramai. Tadi malam saya ke kampung juga ramai banget,” ujarnya
Ia juga mengingatkan agar dalam menurunkan mobility indeks mengenai penyekatan, terhadap masyarakat, terhadap pedagang, PKL, toko, harus tegas dan santun. “Saya minta kepada Polri dan juga Mendagri kepada (pemerintah) daerah agar jangan keras dan kasar. (Tetapi) tegas dan santun. Sambil sosialisasi memberikan ajakan-ajakan, sambil bagi beras,” katanya mengingatkan.
Menurut Presiden, sejumlah peristiwa yang terjadi di daerah seperti pemukulan pemilik warung oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tidak perlu terjadi.
“Saya kira peristiwa-peristiwa yang ada di Sulawesi Selatan, misalnya Satpol PP memukul pemilik warung, apalagi ibu-ibu, ini untuk rakyat menjadi memanaskan suasana,” ungkapnya.
Ia pun meminta agar penyekatan ini dievaluasi. “Apakah efektif menurunkan kasus karena yang terkena banyak di keluarga. Atau ada strategi lain yang bisa diintervensikan ke sana. Sekali lagi tolong ada kajian yang lebih detil mengenai penyekatan ini. Karena menurut saya, karena klusternya itu sudah masuk keluarga, kuncinya itu kedisplinan memakai masker. Memakai masker yang utama,” tegasnya.
Selain itu, BNPB diminta bekerja keras betul untuk urusan kaitan memberi masker, kampanye masker. “Yang saya lihat sampai saat ini, belum,” katanya dengan nada agak tinggi. (Diah Dewi/balipost)