DENPASAR, BALIPOST.com – Di tengah semua pihak berusaha menekan laju penyebaran COVID-19 varian Delta, secara bersamaan juga menyebar ajakan demo pada 24 Juli 2021 di media sosial. Ajakan demo oleh Anonymus Indonesia yang bertajuk “Millions of Mask Revolution” diagendakan di sejumlah Provinsi.
Di Bali, rencananya dipusatkan di Monumen Bajra Sandhi, Denpasar.
Menanggapi hal tersebut, atas ijin Bendesa Agung, Penyarikan Agung Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, I Ketut Sumarta, mengatakan agar masyarakat Bali tidak perlu merespons ajakan tersebut. Sebab, sumber dan tujuannya tidak jelas. “Tidak perlu direspons, apalagi hendak diikuti. Tidak perlu diindahkan. Itu ajakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab pada keselamatan kehidupan bersama,” tegas Ketut Sumarta, Sabtu (17/7).
Meskipun demikian, MDA Provinsi Bali tetap mengajak seluruh Prajuru dan Krama Desa Adat di Bali untuk tidak ikut-ikutan demo yang pasti menimbulkan kerumunan dan sangat rawan tertular COVID-19. “Saat kasus harian di Bali yang terkonfirmasi positif kian meningkat per harinya sudah sepatutnya kita bersama-sama berupaya gotong royong mengendalikan penyebaran COVID-19 di Bali. Caranya taat dan disiplin menerapkan protokol kesehatan (Prokes), yaitu mengenakan masker, rajin mencuci tangan, mengurangi (bahkan perlu meniadakan) kerumunan, mengurangi bepergian ke luar rumah apbila tidak ada keperluan mendesak. “Itu sudah kontribusi positif yang berdampak besar bagi upaya pengendalian pandemi Covid-19,” ujarnya.
Menurutnya, demontrasi dengan kerumunan justru potensial dapat memperburuk keadaan di Bali yang sedang berusaha bangkit dari keanjlokan ekonomi akibat gempuran pandemi COVID-19. “Tidak elok dalam suasana yang sedang susah ini ditumpangi kepentingan-kepentingan politik yang penuh intrik. Semestinya kita bersama gotong royong menyelesaikan persoalan yang ada demi kepentingan kita bersama,” tandasnya.
MDA Provinsi Bali meminta agar krama Bali fokus saling membantu, saling mendukung, saling bekerjasama bergotong royong melaksanakan upaya-upaya pengendalian pandemi COVID-19 bersama Pemerintah. Sebab, bagaimanapun juga COVID-19 ini nyata ada dan telah memakan korban banyak di dunia, tak terkecuali di Bali.
Bahkan, negara maju sekalipun kewalahan menanggulanginya. “Keadaan dan kenyataan ini sepatutnya dapat saling menumbuhkan rasa simpati dan empati kita bersama. Mari hentikan saling menyalahkan. Mari kita bahu membahu saling membantu. Bila tidak dapat membantu, cukuplah berkontribusi dengan tidak menyalahkan pihak lain. Apalagi menyalahkan para pemimpin yg sudah bekerja sungguh-sungguh dengan segenap daya upaya. Petugas medis juga sudah banyak berkorban, bahkan tidak sedikit yang sampai menjadi korban meninggal dunia,” pungkasnya. (Winatha/balipost)