DENPASAR, BALIPOST.com – Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) COVID-19 hingga 25 Juli, direspons positif kalangan praktisi pendidikan. Dengan adanya perpanjangan ini, diharapkan kasus COVID-19 bisa segera mereda, kemudian pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dapat dilaksanakan.
“Sesuai rencana, PTM dilaksanakan awal Juli. Tetapi karena kasus COVID-19 kembali melojak, pemerintah mengambil kebijakan PPKM. Sebagai pengelola sekolah, kami mendukung kebijakan ini, agar pandemi segera bisa berlalu, sehingga proses belajar mengajar bisa dilakukan secara tatap muka,” ujar praktisi pendidikan Drs. I Nyoman Winata, M. Hum., Kamis (22/7).
Direktur Dynata School ini mengatakan, perpanjangan PPKM dilakukan pemerintah, tentu berdasarkan kajian dan pertimbangan yang sangat matang bahwa kondisi pandemi masih sangat mengkhawatirkan. Karena itu semua pihak harus mendukung kebijakan ini agar kasus COVID-19 bisa mereda, sehingga kegiatan masyarakat bisa dilonggarkan kembali.
Partisipasi semua pihak dalam memutus mata rantai penyebaran virus Corona sangat diperlukan, dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Termasuk kalangan pendidik dan tenaga kependidikan, kendati mengajar secara daring, penerapan prokes harus dilakukan. Saat guru mengajar di depan anak anak secara daring, pemakaian masker jangan sampai dilupakan.
Ini sekaligus memberi edukasi sekaligus teladan bagi siswa agar mereka juga taat prokes. Kata mantan Kepala SMAN 5 Denpasar ini, karena proses pembelajaran masih dengan sistem daring, beberapa unsur harus dipenuhi agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan mantap, utamanya guru.
Dalam pembelajaran daring, guru harus tetap profesional seperti pada pembelajaran tatap muka. Salah satu indikasi profesional adalah kualitas. Guru mesti tetap mengasah kemampuannya agar makin berkualitas.
Dengan demikian, out put yang dihasilkan juga berkualitas. Kedua, guru harus tetap disiplin.
Guru harus hadir di depan anak-anak untuk memberikan pelajaran dengan penuh semangat, sama seperti mengajar tatap muka. Termasuk melengkapi diri dengan alat peraga, dan fasilitas pembelajaran dengan sistem daring.
Ketiga, guru selalu memotivasi siswa agar berprestasi. Dalam konteks itu, guru harus memberi teladan dengan menunjukkan prestasi-prestasi yang pernah dicapai.
“Jadi, selama keadaan masih belum bisa melakukan pembelajaran tatap muka, kita masih tetap melaksanakan proses belajar mengajar secara daring. Mudah mudahan pandemi segera mereda, sehingga PTM bisa segera dilaksanakan,” pungkas Winata yang mantan Kepala SMA PGRI 6 Denpasar. (Subrata/balipost)