Toilet – Toilet di RTH lapangan alun-alun Negara yang jorok. Kondisi fasilitas umum ini sering disoroti warga namun tetap dibiarkan. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Fasilitas umum berupa toilet di Lapangan Umum Negara jorok dan terkesan tak terawat. Fasilitas umum bagi warga yang melakukan aktivitas di sekitar lapangan tersebut selain kotor, juga banyak tercecer sampah. Mirisnya, sampah di dalam toilet, merupakan bukti dari perbuatan mesum, seperti alat kontrasepsi dan kebanyakan bungkus “tisu magic”.

Kondisi ini sangat memprihatinkan karena toilet ini selain berada di areal Lapangan Umum Negara yang merupakan alun-alun. Dekat dengan Kantor Kelurahan Banjar Tengah, Rumah Jabatan Pimpinan DPRD dan Kantor Camat Negara.

Baca juga:  Taruna STIP dari Bali Tewas, Diduga Dianiaya Seniornya

Sejatinya upaya bersih-bersih secara gotong royong sudah dilakukan. Tetapi sepertinya tidak sampai menyasar di dalam toilet yang jorok tersebut.

Joroknya toilet ini sering dikeluhkan warga yang hendak menggunakan sarana umum tersebut. Bahkan karena bau dan jorok, warga enggan menggunakan.

Terkait hal tersebut, Lurah Banjar Tengah, Ketut Jaya Wirata dikonfirmasi wartawan, Jumat (23/7) mengatakan kamar mandi ini memang selalu menjadi sorotan. Tetapi bukannya dia lepas tanggungjawab, tetapi untuk RTH (ruang terbuka hijau) yang mengelola desa adat.

Baca juga:  Buleleng Tutup RTH dan Fasum

Termasuk pengelolaan pedagang dis sekitar lokasi RTH. Pengelolaan termasuk warung-warung. “Kami memperbaiki saja, termasuk saat (bangunan) tertimpa pohon ada genteng yang bocor kita bantu kebetulan ada genteng. Untuk kebersihan (RTH) sejatinya juga dari Dinas LH tetapi hanya di sekitar lapangan, tidak sampai ke toilet,” terangnya.

Kelurahan menurutnya memang tidak boleh mengelola RTH itu. Tetapi selaku penyanding berada di wilayah Banjar Tengah, pihaknya juga serba sulit.

Baca juga:  Hingga 20 Januari, Dinas PMA Sudah Ajukan 115 Perintah Membayar Dana Desa Adat

Setiap Jumat pagi para pegawai kelurahan juga melakukan upaya pembersihan tetapi hanya untuk drainase karena keterbatasan personil. “Bukan kami tidak lepas tangan, tetapi seperti itu kenyataan,” pungkas Lurah. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *