Petugas kesehatan menunjukan sample swab antigen. (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Jumat (23/7), ada dua rekor terpecahkan dalam penanganan pandemi COVID-19 nasional. Yaitu tambahan kesembuhan dan kematian.

Jiwa melayang akibat COVID-19 di Indonesia makin banyak, sehari ini mencapai lebih dari 1.500 orang.

Tambahan kasus COVID-19 nasional juga masih naik signifikan. Hampir 50 ribu orang.

Kabar baiknya, jumlah pasien sembuh hari ini bertambah signifikan. Mencapai rekor dengan jumlahnya ada di atas 38 ribu orang. Sudah dua hari rekor kesembuhan dicatatkan Indonesia.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan terjadi penambahan kasus COVID-19 sebanyak 49.071 orang. Kumulatifnya menjadi 3.082.410 orang.

Pada hari ini dilaporkan yang sembuh sebanyak 38.988 orang. Total pasien sembuh menjadi 2.431.911 orang.

Baca juga:  Datangi Baleg DPR RI, Gubernur Koster Harap RUU Provinsi Bali Bisa Dibahas 

Korban jiwa tercatat 1.566 orang. Sehingga kumulatifnya menjadi 80.598 orang selama pandemi berlangsung sejak Maret 2020.

Jumlah pasien COVID-19 yang masih dirawat mencapai 569.901 orang. Jumlah suspek mencapai 267.866 orang.

Angka Dinamis

Di tengah tingginya tambahan kasus, dalam evaluasi mingguannya, Juru Bicara Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, Kamis (23/7), mengungkapkan perkembangan angka testing (pemeriksaan) COVID-19 dalam setiap harinya menunjukkan angka yang dinamis. Dalam melihat perkembangan data testing harian belum dapat menunjukkan gambaran secara menyeluruh kondisi testing secara nasional.

Ia menjelaskan untuk bisa melihat gambaran kondisi angka testing secara menyeluruh, harus dilihat secara mingguan yang juga direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). “Karena jika dilihat secara harian, akan sangat dinamis naik turunnya,” Wiku dalam keterangan virtualnya.

Baca juga:  Dari Pencabutan Hak Politik Eka Wiryastuti hingga KPK Tuntut Stafsus Mantan Bupati

Dalam hal angka testing, per pekan ketiga Juli 2021, Indonesia sudah 4 kali melampaui standar testing yang ditargetkan WHO. Dan ke depan, target nasional terkait testing mengedepankan prinsip prioritas yaitu mendahulukan suspek dan kontak erat dari kasus terkonfirmasi.

Hal ini bertujuan untuk menurunkan angka positivity rate nasional yang sampai minggu ketiga Juli mencapai 28,27%. Untuk itu, baik metode PCR dan rapid test antigen terus dioptimalkan dalam kondisi ini.

Sementara, untuk waktu pencapaian target diharapkan tercapai secepatnya. Demi merealisasikannya, pemerintah pusat berkomitmen mendukung Pemerintah daerah dalam mencapai target testing , tracing dan treatment (3T). Karenanya, harus ada kerjasama setiap daerah untuk mencapai rasio target testing yang spesifik di tiap daerah berdasarkan angka positivity rate masing-masing kabupaten kota.

Baca juga:  Stop Transmisi Lokal, Ratusan Orang di Rapid Test dan Swab

“Sekaligus pemberdayaan posko di tingkat komunitas untuk mencapai target tracing sebanyak 15 kontak per kasus konfirmasi,” tegasnya.

Ia melanjutkan, tantangan terkait testing erat hubungannya dengan penambahan kasus konstan. Rata-rata penambahan kasus harian di atas 10 ribu kasus dalam 1 bulan terakhir.

Serta kemunculan varian delta yang telah mencapai 661 kasus di Pulau Jawa-Bali saat ini. Karakteristik varian delta mudah menular dan memberikan tekanan yang cukup besar pada fasilitas penyedia layanan kesehatan. Serta laboratorium dan unsur lain yang menimbulkan keterlambatan pencatatan. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *