I Nyoman Sucipta. (BP/Istimewa)

Oleh I Nyoman Sucipta

Strategi pengembangan pendidikan adalah pandangan mengenai jiwa merdeka. Jiwa merdeka yang harus ditanamkan pada generasi penerus bangsa, karena hanya mereka yang berjiwa merdeka yang dapat melanjutkan perjuang kemerdekaan bangsa Indonesia, sehingga dalam proses pembelajaran perlu kemerdekaan, kebebasan.

Juga perlu ada keseimbangan cipta, rasa dan karsa yang disebut dengan Tri daya. Cipta, rasa dan karsa ini yang manjadi dasar dari budaya bangsa secara lahir dan bathin, dengan demikian lembaga pendidikan dapat menciptakan generasi unggul, kreatif dan inovatif.

Strategi pengembangan pendidikan diantaranya pertama, pandangan mengenai jiwa merdeka yang harus ditanamkan pada generasi penerus karena hanya mereka yang berjiwa merdeka yang dapat melanjutkan perjuang dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia, sehingga pada pendidikan nasional dibutuhkan pendidikan merdeka pada anak-anak untuk memperjuangkan kemerdekaan nasional, yaitu merdeka secara lahir dan batin (Tauchid, 2011).

Merdeka berarti sanggup dan kuat untuk berdiri sendiri. Kedua, pendidikan merupakan suatu usaha untuk memberikan segala kebatinan, yang ada dalam hidup rakyat yang berkebudayaan kepada setiap pencerahan kultur, tidak hanya pemeliharaan akan tetapi juga memajukan serta mengembangkan kebudayaan menuju arah keluhuran hidup kemanusiaan. Ketiga, pendidikan merupakan sarana dalam mencapai pembaharuan, sehingga harus dipahami bahwa segala kepentingan anak didik mengenai kepentingan pribadi maupun masyarakat jangan sampai meninggalkan kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan alam maupun zaman.

Baca juga:  Hari Arak Bali

Dalam melaksanakan pengajaran yang luhur adalah yang terdapat kodrat alam di dalamnya, untuk mengetahui kodrat alam itu seseorang perlu memiliki kebersihan budi, yaitu sikap yang terdapat pada berpikir, halusnya rasa, dan kekuatan kemauan atau keseimbangan antara cipta rasa, dan karsa. Cipta, rasa dan karsa ini akrab di telinga masyarakat Indonesia karena dimunculkan oleh Bapak Bangsa Ir. Soekarno lewat gagasannya mengenai manusia Indonesia 3S: Selaras, Serasi dan Seimbang antara cipta rasa & karsa. Gagasan ini digali dari nilai luhur bangsa Indonesia sendiri dimana ke 3 komponen ini adalah bagian penting dalam hidup untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan, santi jagadhita.

Tri daya adalah sebuah kekuatan maha dahsyat yang ada pada diri kita. Kekuatan inilah yang sebenarnya menggerakkan setiap aktifitas yang kita lakukan setiap hari mulai dari bangun tidur yaitu saat pertama kali kaki menginjak tanah/lantai hingga saat ketika kita melepas semua kepenatan hidup dan membaringkan tubuh kita untuk tertidur lelap. Semuanya itu adalah berkat kreasi dari tridaya ini.

Baca juga:  Milenial Membangun Peradaban

Rasa, cara menerapkannya menggunakan kekuatan perasaan batin atau emosi jiwa. Setelah kita menggunakan daya cipta terhadap keinginan, maka dilanjutkan dengan merasakan dalam batin bahwa keinginan tersebut telah hadir dan dirasakan. Karsa bermakna keinginan atau kemauan yang kuat. Apabila dalam tahap cipta dan rasa, keinginan-keinginan itu masih tak kasat mata, maka dalam tahap selanjutnya keinginan itu harus diupayakan maujud sehingga dapat dilihat, disentuh dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Karsa berarti kekuatan untuk mewujudkan keinginan tersebut menjadi nyata.

Tugas kita sebenarnya bukanlah menemukan bagaimana caranya. Sebab cara itu akan muncul dengan sendirinya dari komitmen dan keyakinan pada apa yang diinginkan. Cara adalah urusan Tuhan. Dengan kata lain, Tuhanlah yang selalu tahu cara tersingkat, tercepat dan terharmonis dalam mewujudkan keinginan kita. Jadi yang perlu dilakukan adalah bekerja (apapun pekerjaan itu) dengan perasaan sungguh-sungguh dan ikhlas dalam menjalaninya. Bersyukurlah dengan apa yang sudah dimiliki dan lakukan pekerjaan apa saja. Jangan diam atau duduk bermalas-malasan tetapi yakinlah keinginan itu akan terwujud. Merdeka belajar diperguruan tinggi dikenal dengan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MB-KM) yang bertujuan mendorong mahasiswa agar bisa menguasai beragam kompetensi sebagaimana tertuang dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Baca juga:  Tugas Lain yang Juga Melekat pada Politisi

Merdeka Belajar atau Kemerdekaan belajar-kampus merdeka adalah upaya memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai. Kurikulum yang adaptif dan inovatif itu dalam hal ini sangat diperlukan, apalagi saat ini kita akan memasuki new normal ditengah industri 4.0, sehingga pembelajaran jarak jauh nantinya akan menjadi trend masa depan, oleh karena itu kurikulum itu harus fleksibel.

Program merdeka belajar memang sangat cocok dan pantas untuk mempersiapkan para mahasiswa ke dunia kerja. Mahasiswa diharapkan akan menyesuaikan diri mereka di lingkungan luar kampus, seperti halnya di dunia kerja. Kegiatan tersebut bisa dilakukan melalui program PKL atau magang secara berkala. Merdeka Belajar dengan Tuntutan Standar Pendidikan Tinggi . Dalam kaitan memenuhi tuntutan, arus perubahan dan kebutuhan akan link and match dengan dunia usaha (DU) dan dunia industri (DI), dan untuk menyiapkan mahasiswa dalam dunia kerja.

Penulis Guru Besar Prodi Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *