Antrian penumpang yang berusaha berangkat dari Terminal Bandara Dalam Negeri Sydney di Sydney, Australia, Jumat (18/12/2020). (BP/Antara)

SYDNEY, BALIPOST.com – Sydney kembali memperpanjang penguncian COVID-19. Perdana Menteri Australia Scott Morrison menegaskan bawa vaksinasi saja tidak akan mengakhiri penguncian COVID-19 di Sydney.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, penduduk kota terbesar di negara itu menghadapi satu bulan lagi di bawah pembatasan ketat untuk membasmi wabah varian Delta. “Maksud saya, itu pasti dapat membantu … tingkat rendah (vaksinasi) yang perlu kita tingkatkan dan itu pasti akan membantu upaya penguncian tetapi dengan sendirinya itu tidak akan menghentikan penguncian,” kata Morrison.

Baca juga:  Rencana PKM Denpasar, Ini Kata Pejabat Polresta

Morrison berharap penguncian yang diperpanjang dan pembatasan yang lebih ketat pada pergerakan yang diberlakukan di daerah-daerah yang terkena dampak terburuk di Sydney dapat menahan varian Delta yang “sangat mematikan”. Dengan hanya sekitar 17 persen orang di atas 16 tahun yang divaksinasi penuh di negara bagian New South Wales, dengan ibu kota Sydney, infeksi terus meningkat meskipun “Greater Sydney” dikunci sejak 26 Juni.

Lebih dari 2.500 kasus telah terdeteksi sejauh ini dalam wabah terburuk negara bagian tahun ini, dengan 165 orang dirawat di rumah sakit. Lima puluh enam berada dalam perawatan intensif, 22 di antaranya membutuhkan ventilator.

Baca juga:  Dua Hari Berturut, Tambahan Kasus COVID-19 dan Pasien Sembuh di Bali Capai Puluhan Orang

“Apa yang kami lihat adalah angka yang susah dihilangkan… kami tidak akan berpura-pura bahwa kami memiliki setiap jawaban karena kami tidak memilikinya,” kata Wakil Pemimpin Negara Bagian John Barilaro.

Sebanyak 177 kasus terdeteksi, sebagian besar di ibu kota negara bagian Sydney pada Rabu – kenaikan harian terbesar sejak Maret 2020.

Penguncian yang diperpanjang di “Greater Sydney” terhadap sekitar 6 juta orang diperkirakan akan berdampak besar pada ekonomi Australia senilai A$2 triliun atau sekitar Rp21.339 triliun dengan banyak bisnis terpaksa ditutup, meningkatkan prospek negara yang mencatat resesi kedua dalam beberapa tahun.

Baca juga:  20 Hari Berturut-turut Bali Laporkan Korban Jiwa COVID-19!! Kasus Baru Juga Tetap di Atas 100 Orang

Menteri Keuangan Josh Frydenberg mengatakan dia memperkirakan ekonomi nasional menyusut pada kuartal September tetapi berharap Australia dapat menghindari resesi jika New South Wales menekan wabah segera.

“Sehubungan dengan kuartal Desember, itu sangat bergantung pada seberapa sukses New South Wales, ekonomi negara bagian terbesar kita, dalam mengatasi virus ini,” kata Frydenberg. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *