DENPASAR, BALIPOST.com – Sejauh ini, pemerintah masih tetap berkeyakinan bahwa PON Papua tetap digelar pada 2-15 Oktober mendatang. Bahkan, terdapat beberapa cabor yang dipertandingkan mendahului, atau sebelum pembukaan PON, seperti cabor cricket mulai diselenggarakan pada 22 September. Karena itu, tim cricket PON Bali harus bertolak menuju Bumi Cendrawasih pada 20 September.
Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi, di Denpasar, Jumat (30/7) menerangkan, keputusan pemerintah sama sekali belum ada perubahan untuk jadwal pelaksanaan hajatan multievent empat tahunan antarprovinsi se-Indonesia. “Saya kira keputusan pemerintah tidak ada perubahan, dan kami tetap berkeyakinan PON diselenggarakan awal Oktober,” sebut Suwandi.
Dijelaskannya, saat pandemi covid-19 ini ditambah situasi PPKM, membuat kondisi serba terbatas dan suasana gawat darurat. Oleh sebab itu, Suwandi meminta kepada para atlet, pelatih, maupun ofisial tetap getol menggulirkan program latihan dan tanpa mengeluh. “Kami minta jangan ada pihak yang mengajukan protes sebab situasi gawat darurat, tetapi kami tetap dipacu untuk bersemangat dalam menggapai prestasi,” cetus dia.
Menurut Suwandi, beberapa cabor yang berniat melakukan try in juga membatalkan diri, mengingat korban covid-19 banyak terpapar di Bali, ditambah atlet luar Bali tidak bisa bepergian. “Jadi, kondisi demikian ini harus kami terima dengan lapang dada,” tuturnya.
Malahan, lanjut Suwandi, KONI berniat menggulirkan program sentralisasi mulai 3 Agustus. “Saya kira waktunya terlalu mepet dan tinggal 50 hari lagi, atlet kita berjuang ke medan laga PON,” ungkapnya. Ia juga memaklumi, selama pandemi atlet kurang bisa berlatih maksimal, dan hal ini juga dialami atlet seluruh provinsi.
“Bagi kami yang penting tetap semangat dan harus digenjot sisa waktu yang mepet ini, hingga menuju perjuangan ke PON Papua,” ujarnya. Rencananya, program sentralisasi atlet tiap cabor dibagi, dan akan menghuni tiga hotel yang terpencar. Suwandi juga menegaskan, yang penting dalam suasana pandemi ini kesehatan adalah yang terpenting dan segalanya.
Dia juga menyerahkan sepenuhnya kepada insan olahraga dan pengelola penginapan, bagaimana sebaiknya menyajikan menu makanan, apakah perlu prasmanan atau cukup dibagikan nasi kotak. Selama ini, jajaran pengurus KONI Bali juga sudah mengunjungi pola latihan tiap cabor, dan intinya menjelang keberangkatan ke Papua, pola latihan harus digenjot lebih giat lagi. “Kami juga berniat menjalankan program tes fisik bagi atlet PON, Agustus nanti,” kata dia. (Daniel Fajry/Balipost)