KUNCI keberhasilan dalam mengatasi pandemi Covid-19 ada di masyarakat. Prilaku masyarakat dalam mentaati protokol kesehatan sangat berpengaruh sekali dalam mencegah penularan penyebaran virus corona. Mulai dengan ketaatan menggunakan masker yang menutupi hidung dan mulut, rajin mencuci tangan hingga jarak jarak serta menjauhi kerumunan.
Seruan agar masyarakat taat pada protokol kesehatan tersebut hampir setiap malam hari terdengar dari mickrofon kendaraan Satgas Gotong Royong Pencegahan Covid-19 Desa Adat Keramas, yang berpatroli keliling desa dalam memberikan himbauan kepada masyarakat. Anggota Satgas Gotong Royong Pencegahan Covid-19 Desa Adat Keramas, I Made Subagia, mengatakan kunci keberhasilan pencegahan penularan Covid-19 yang saat ini kondisinya terus mengalami peningkatan memang ada di tangan masyarakat.
Selain itu edukasi terhadap pentingnya protokol kesehatan pencegahan Covid-19 ini juga dilakukan di tempat-tempat umum, seperti pasar desa, yang juga dididirikan posko terpadu dalam melakukan pengawasan terhadap ketaatan masyarakat. Posko Satgas Gotong Royong juga menyediakan masker bagi masyarakat yang ke pasar tidak membawa masker, wajib cuci tangan sebelum masuk pasar, dan senantiasa menjaga jarak. “Kegiatan ini selalu diawasi dengan kordinasi dengan kepala pasar, termasuk melakukan penyemprotan disinfektan setiap pasar akan tutup,” jelasnya.
Terhadap keberhasilan dalam mengatasi pandemi COVID-19 ada di tangan masyarakat ini juga dibenarkan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi. Perilaku masyarakat agar bisa terus diubah demi mencegah laju penularan COVID-19 ini. Seperti jangan bepergian atau berkerumun, walau hanya sebentar, kecuali sangat penting. Mayoritas orang yang positif COVID-19 tidak bergejala dan bisa jadi ada di tengah masyarakat. “Jangan lupa juga untuk selalu pakai masker menutup hidung, mulut, dagu, pipi, tidak melorot,” katanya.
Sebaliknya jika masyarakat abai maka pandemi akan semakin sulit ditangani. “Justru kunci keberhasilan pencegahan di masyarakat, garda terdepan itu masyarakat,” ujar Prof. Miko, sapaan Prof. Soedjatmiko.
Dia juga berharap, pelaku usaha juga mau menaati aturan yang sudah ditetapkan pemerintah. Seperti pengaturan dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 yang menutup sementara usaha non esensial/non kritikal. Adapun usaha esensial/kritikal dibatasi namun menurut Prof. Miko tetap tidak boleh berkerumun.
Dia juga meminta pengawasan lebih ketat di tempat umum. Bagi pelanggar protokol kesehatan bisa langsung ditindak tegas. Meski dia tetap berharap kesadaran masyarakat untuk menaati protokol kesehatan. “Kalau masyarakat tidak berubah, pandemi lama baru berakhir. Pelayanan kesehatan adalah benteng terakhir,” katanya. (Agung Dharmada/Balipost)