DENPASAR, BALIPOST.com – Sebanyak puluhan ribu tempat tidur isolasi terpadu (isoter) sudah disiapkan pemerintah pusat di Jawa-Bali. Penyiapan ini dilakukan di tengah upaya meningkatkan 3 T (tracing, testing, dan treatment) guna memutus penyebaran COVID-19 saat PPKM Level 4 yang diperpanjang hingga 9 Agustus.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan, dalam keterangan persnya disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (2/8) malam, isoter ini sebagai upaya untuk menekan angka kematian pasien saat menjalani isolasi mandiri. “Agar mendapatkan pelayanan yang lebih baik yang dilengkapi berbagai fasilitas untuk perawatan COVID-19,” jelasnya.
Fasilitas isoter dilengkapi dokter, perawat, obat-obatan, oksigen, dan konsumsi pasien. “Sudah kami siapkan 49 ribu tempat tidur di Pulau Jawa dan Bali. Sehingga kita ingin dengan testing, tracing, ini harus kita isi sebanyak mungkin, sehingga kita bisa pastikan memisahkan orang-orang yang kena COVID-19 dari keluarganya. Sehingga kluster-kluster keluarga itu bisa kita kurangi,” tegasnya.
Ia juga mengatakan hal ini untuk menghindari orang meninggal karena saturasi oksigennya sudah turun dan mengalami perburukan baru dibawa ke RS. Untuk diketahui, kata Luhut, varian Delta ini sangat cepat membuat penurunan saturasi oksigen. “Isolasi terpusat, baik di level desa, kecamatan, kabupaten/kota, ataupun di level provinsi sangat penting, terutama bagi pasien berisiko tinggi atau pun yang di rumahnya ada ibu hamil, orangtua, orang berkomorbid,” jelasnya.
Dari data Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, pasien meninggal per 2 Agustus bertambah sebanyak 1.568 kasus. Kumulatifnya mencapai 97.291 kasus (2,8%).
Terdapat 5 provinsi dengan angka kematian harian tertinggi. Rinciannya di Jawa Timur menambahkan 352 kasus dan kumulatifnya 21.012 kasus, Jawa Tengah menambahkan 333 kasus dan kumulatifnya 20.021 kasus, DKI Jakarta menambahkan 154 kasus dan kumulatifnya 12.398 kasus, Jawa Barat menambahkan 127 kasus dan kumulatifnya 9.679 kasus serta Banten menambahkan 90 kasus dan kumulatifnya 2.085 kasus. (Diah Dewi/balipost)