AMLAPURA, BALIPOST.com – Sejumlah pura atau palinggih yang ada di kawasan Pura Agung Besakih terkena dampak dari proyek penataan. Sebelum proyek berjalan, pura maupun tugu dan yang lainnya yang terdampak tersebut untuk sementara telah dibuatkan penyejer sebelum proyek penataan berjalan.
Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha, Senin (2/8), mengungkapkan, memang ada sejumlah pura yang terdampak dari pelaksanaan penataan kawasan Pura Agung Besakih. Pura yang terdampak dari penataan tersebut, yakni ada Pura Titigonggang (margi sanga, margi tiga, batu macepak), Pura Melanting, tugu perempatan, tulak tanggul, dan candi bentar margi agung.
“Berkaitan dengan penataan kawasan suci Pura Agung besakih, telah dilaksanakan upacara ngingsirang pelinggih belum lama ini. Pura dan yang lainnya bukan dipindah, hanya dibuatkan penyejer sementara sebelum proyek berjalan di lokasi itu,” jelasnya.
Nantinya, lokasi pura akan tetap di sana dan diperbaiki posisinya. Khusus untuk Pura Titigonggang hanya penyejernya geser ke utara sedikit dari semula agar tidak menganggu jalannya pembangunan.
Widiartha, mengatakan, untuk yang lainnya semua juga sama, seperti di Pura Titigonggang telah dibuatkan penyejer. Untuk tugu di Manik Mas penyejernya dijadikan satu di sisi Selatan Pura Manik Mas di bawah pohon beringin.
Setelah selesai penataan Pura Melanting, candi bentar dan yang lainnya akan dibuatkan tugu secara permanen. “Setelah pembangunan tugu permanen selesai dilakukan, maka akan dituntun kembali ke tugu tersebut,” katanya.
Dia menjelaskan, untuk Setra Pemunana, setra pengajukan yang ada di kawasan Bencingah Agung Besakih masing-masing telah dibuatkan penyejer. Untuk posisinya masih tetap di sana, hanya diperbaiki lagi agar lebih bagus dan rapi nantinya. “Tugu-tugu yang lain di Bencingah Agung juga dibuatkan satu penyejer, sebelum ada tugu permanen. Intinya tidak ada pura maupun tugu dan yang lainnya dipindah dari penataan itu. Karena titik ogal-agilnya tetap berada di sana,” tegas Widiarta.
Disinggung kapan penataan akan mulai dilakukan, Jro Widiartha, belum bisa memastikan kapan akan mulai dilaksanakan proyek tersebut. Hanya saja, informasi sementara pada 18 Agustus akan dilakukan mendem dasar.
Sedangkan untuk berikutnya akan dilakukan pengosongan lahan, pembersihan lahan terkait proyek tersebut. “Kalau pastinya kurang tahu kapan akan digarap,” tegas Widiartha. (Eka Parananda/balipost)