JAKARTA, BALIPOST.com – Adanya pandemi COVID-19 menyebabkan teknologi finansial (tekfin) tumbuh pesat. Ini pun memberikan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya.
Terbaru, DOKU yang merupakan salah satu tekfin lokal menerima pendanaan sebesar 32 juta dolar AS. Dikutip dari rilisnya, pendanaan ini berasal dari Apis Growth Fund II, dana ekuitas swasta yang dikelola oleh Apis Partners LLP, manajer aset berbasis di Inggris.
Co-Founder dan Chief Operating Officer DOKU, Nabilah Alsagoff mengatakan investasi tersebut akan digunakan mempercepat pengembangan produk dan layanan. Juga memperluas akses pembayaran digital bagi masyarakat Indonesia.
“Kami berencana untuk memberikan akses yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia untuk melakukan pembayaran secara online dan menikmati pengalaman produk yang sederhana dan tanpa halangan. Perusahaan kami akan dapat berinvestasi dalam engineering dan pengembangan produk untuk usaha kecil dan menengah (UKM) serta mendorong literasi pembayaran digital untuk sektor ini,” ujarnya, Kamis (5/8).
Ia menyebut bisnis menjadi semakin tanpa batas melalui inovasi digital – yang telah dipercepat oleh pandemi. Kondisi ini merupakan saat tepat untuk mengubah cara orang berbisnis di Indonesia.
Didirikan pada 2007, perusahaan pembayaran digital ini memiliki lisensi pembayaran yang lengkap. Mulai transfer dana, e-wallet dan e-money ke pelanggan.
Selain itu, DOKU juga telah bekerjasama dengan mitra pengiriman uang (remittance) di negara tetangga untuk memfasilitasi transfer antar negara. Selama 2020, sebanyak 47 juta transaksi dengan nilai mencapai US$2,9 miliar telah dibukukan.
Dikatakan pihaknya berencana terus berinovasi melalui peluncuran sejumlah penawaran baru untuk bisnis dan konsumen Indonesia, serta memperluas jangkauan geografis perusahaan. Ia percaya dengan pemahaman yang mendalam tentang pasar lokal dan memiliki kemampuan penuh untuk membangun solusi pembayaran modern yang diperlukan, perdagangan digital di Indonesia dan wilayah yang lebih luas bisa terwujud.
Sementara itu, Managing Partner dan Co-Founder Apis Partners, Matteo Stefanel mengatakan investasi ini merupakan yang pertama dilakukan di Indonesia. Ia menilai Indonesia merupakan lokasi investasi yang potensial. (kmb/balipost)