DENPASAR, BALIPOST.com – Tambahan kasus pada Jumat (6/8), masih tinggi di atas 38 ribuan orang. Selain itu, jumlah tambahan korban jiwa masih tinggi.
Namun jumlah tambahan pasien sembuh mencapai rekor baru dan melampaui kasus baru. Bahkan jumlahnya hampir mencapai 49 ribu orang. Rekor terakhir yang dicapai untuk angka kesembuhan ini pada 27 Juli sebanyak 47.128 orang.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan terjadi penambahan kasus COVID-19 sebanyak 39.532 orang. Kumulatifnya menjadi 3.607.863 orang.
Pada hari ini dilaporkan yang sembuh sebanyak 48.832 orang. Total pasien sembuh menjadi 2.996.478 orang.
Korban jiwa tercatat 1.635 orang. Sehingga kumulatifnya menjadi 104.010 orang selama pandemi berlangsung sejak Maret 2020.
Jumlah pasien COVID-19 yang masih dirawat mencapai 507.129 orang. Suspek sebanyak 196.829 orang.
Perlu Perhatian Serius
Terkait masih tingginya, kasus aktif ini, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Prof. Wiku Adisasmito mengingatkan agar perlu diperhatikan serius. Sebab, kasus aktif juga meliputi pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang harus mendapatkan perawatan medis secara intensif di rumah sakit.
Ia meminta agar diupayakan pasien kasus aktif tidak berujung pada kematian. Ditambahkannya, dalam keterangan pers virtualnya, Kamis (5/8), penting untuk melihat perkembangan penanganan COVID-19 dari sisi kasus aktif.
Karena menunjukkan beban penanganan yang harus ditangani dengan baik. Seluruh pasien kasus aktif harus diupayakan sembuh agar terhindar dari kematian semaksimal mungkin.
“Kabar baiknya di tingkat nasional per 1 Agustus 2021, untuk pertama kalinya kasus aktif mingguan mengalami penurunan setelah lonjakan kasus pada akhir Juni lalu,” katanya.
Melihat perbandingan, per 25 Juni 2021 sejumlah 573.903 kasus, telah turun menjadi 535.135 kasus per 1 Agustus 2021. Dan per 5 Agustus 2001, jumlahnya menurun lagi hingga sebesar 518.310 kasus.
Penurunan jumlah kasus aktif ini juga menunjukkan penambahan kesembuhan bertambah lebih banyak daripada kasus positif baru. “Tentunya ini, tidak akan terwujud tanpa pengorbanan tenaga kesehatan yang setiap harinya melayani pasien dan memastikan pelayanan terbaik diberikan,” imbuh Wiku.
Penurunan kasus aktif secara nasional ini, merupakan kontribusi dari berbagai daerah. Apresiasi diberikan terutama pada 5 provinsi tertinggi mengalami penurunan tajam. Yaitu provinsi ibukota DKI Jakarta (turun 48.139), Banten (turun 12.560), Jawa Barat (turun 6.595), Jawa Tengah turun (5.526) dan Kalimantan Tengah (turun 2.485).
Untuk itu, adanya penurunan kasus aktif ini juga harus memperhatikan perkembangannya. Karena, penurunan kasus aktif harus disebabkan jumlah kesembuhan pasien yang tinggi. Bukan disebabkan pasien kasus aktif meninggalnya. “Penurunan kasus aktif harus diupayakan tercapai karena kesembuhan yang tinggi,” tegas Wiku. (Diah Dewi/balipost)