TABANAN, BALIPOST.com – Dampak pandemi COVID-19 sangat dirasakan hampir sebagian besar seniman, karena tidak ada jadwal manggung untuk menghibur masyarakat. Terlebih, selama ini mereka sangat bergantung pada kegiatan pentas.
‘’Lebih dari setahun kami tidak bisa menghibur masyarakat, baik untuk kepentingan ngayah ngigel dalam kaitan ritual keagamaan, maupun mengisi undangan pentas dari masyarakat. Jadi, dampak pandemi COVID-19 betul-betul kami rasakan,’’ ujar seniman asal Banjar Anyar, Desa Perean Kangin, Baturiti Tabanan, I Wayan Kencana, S.Sn., Jumat (6/8).
Namun demikian, lulusan seni kerawitan STSI (ISI) Denpasar ini mencoba berkreasi seni memanfaatkan medsos, menghibur masyarakat melalui kanal YouTube. Bahkan, pemeran Desak Rai dalam kesenian Arja Muani ini juga mencoba menciptakan lirik lagu kocak yang kemudian dinyanyikan bersama sang istri.
Dalam beraktivitas sehari-hari, Kencana tentu tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) agar terhindar dari COVID-19. ‘’Agar pandemi segera bisa berlalu, mari kita terapkan prokes 3 M—memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Tak lupa pula jaga imun tubuh dengan berolahraga dan berjemur di pagi hari,’’ ujar Kencana yang populer dengan sebutan Desak Rai Balangsangit dalam dunia pentas ini.
Sebelum pandemi, ia bersama istrinya Ni Luh Kade Sari Purnami mencoba usaha pembuatan pakaian tari di sela-sela kesibukannya menjadi pembina sekaa gong dan menari Arja. Kini, karena pandemi COVID-19 mewabah, jadwal manggungnya nyaris kosong, dan usaha pembuatan pakaian tarinya pun sepi peminat.
Ia berharap pandemi segera berlalu, sehingga bisa leluasa kembali berkiprah di bidang seni. Kencana sesungguhnya seorang seniman akademik yang mendalami kerawitan, tetapi belakangan namanya lebih dikenal karena memerankan Desak Rai dalam kesenian Arja.
Ceritanya menarik. Ketika bergabung dengan Sanggar Seni Bianglala Tabanan sebagai penabuh Arja Muani, Kencana ditunjuk memerankan Desak Rai, karena ada beberapa pragina Arja bergabung ke sanggar lain. Kencana bingung. Sebab dasar seninya adalah kerawitan, bukan seni tari.
Ia kurang paham agem tari, tandang, dan tangkis, apalagi matembang. Kencana pun berpikir keras untuk memutuskan menerima peran Desak Rai.
Akhirnya, keluarga mendukung. Belajarlah dia menari Arja dari salah satu seniman, di samping mendalami peran Desak Rai secara otodidak. Kencana mengalami demam panggung cukup lama.
Setiap akan tampil ia selalu stres. Tapi akhirnya, berkat tekad yang besar dan selalu belajar, nama Kencana pun semakin dikenal sebagai penari Arja. (Subrata/balipost)