SEMARAPURA, BALIPOST.com – Bencana alam yang melanda Kabupaten Klungkung, Kamis (5/8) menimbulkan kerugian besar. Terutama hancurnya dua pura akibat diterjang longsor dan banjir bandang di Kecamatan Dawan.
Dari sekian banyak titik dampak bencana, total kerugian yang ditimbulkan dalam cuaca ekstrim hujan lebat angin kencang dalam satu malam itu mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung Putu Widiada, Jumat (6/8) mengatakan pihaknya sudah mendata seluruh dampak terparah dari bencana banjir dan tanah longsor ini. Seperti di Pura Manik Mas Desa Paksebali sebagaimana penjelasan pengempon pura, kerugian mencapai sekitar Rp 200 juta.
Sebab, kerusakannya sangat parah. Sebanyak 13 unit bangunan pura di tempat ini hancur diterjang banjir bandang.
Banjir ini paling parah, karena debit air dari hulu yang begitu besar, hingga juga menghanyutkan beberapa pohon.
Sedangkan di Pura Tirta Suci Desa Dawan Kaler, kerusakannnya juga cukup parah. Hampir semua unit bangunan hancur diterjang material longsor. Lumpur sampai setinggi selutut orang dewasa. Mulai dari Palinggih Sanggar Agung, Meru Tumpang Tiga, Sapta Patala, Ngrurah dan Bale Alit.
Kerugiannya diperkirakan mencapai Rp 300 juta. Melihat kondisi di lapangan, nampak sangat memprihatinkan.
Di tempat lain, sebagaimana data BPBD Klungkung, jembatan penghubung beton di Desa Paksebali diperkirakan menimbulkan kerugian sekitar Rp 10 juta. Senderan penahan tanah di Desa Tegak kerugian sekitar Rp 10 juta, tembok penyengker rumah di Desa Bumbungan kerugian sekitar Rp 5 juta, Jineng Subak Dusun Beneng Desa Getakan roboh kerugian sekitar Rp 5 juta dan banjir yang membawa lumpur masuk ke dalam rumah warga Nengah Mudaarsa di Banjar Kayehan Desa Dawan Kaler, sehingga merusak persediaan berasnya. Kerugian sekitar Rp 5 juta.
“Data rekap dampak bencana ini sudah kami sampaikan kepada bapak bupati. Semoga nanti semua pihak yang dirugikan dapat dibantu. Kami juga akan sampaikan ke Provinsi Bali,” kata Widiada.
Widiada menegaskan, cuaca ekstrim ini sepertinya masih akan berlanjut. Pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan BMKG soal itu.
Cuaca buruk ini cukup mengagetkan, karena seharusnya belum memasuki musim hujan. Tetapi, hujan justru sangat lebat, hingga menimbulkan longsor dan banjir.
Melihat cuaca ekstrim ini, maka ia kembali mengingatkan warga untuk selalu berhati-hati. Jauhi dulu lokasi yang memang rawan longsor dan banjir. Sebab, hujan dengan intensitas tinggi masih bisa terjadi kapan saja. (Bagiarta/balipost)