Ilustrasi hujan meteor. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Fenomena puncak hujan meteor perseid akan terjadi dalam waktu dekat. Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Andi Pangerang mengatakan fenomena ini bisa disaksikan tanpa alat bantu.

“Hujan meteor ini bisa disaksikan tanpa alat bantu, asalkan cuaca cerah, medan pandang bebas dari halangan dan kualitas langit cukup bersih,” kata Andi, dikutip dari Kantor Berita Antara, Senin (9/8).

Ia mengatakan jadwal puncak hujan meteor ini akan terjadi pada 12-13 Agustus. Andi menuturkan fenomena hujan meteor tersebut akan bisa disaksikan dengan mata telanjang jika tidak ada polusi cahaya.

Baca juga:  BSF, Strategi Produk UMKM Bali Tembus Pasar Global

Hujan meteor perseid aktif sejak 17 Juli hingga 24 Agustus setiap tahun. Hujan meteor itu berasal dari sisa-sisa debu komet 109P/Swift-Tuttle.

Masyarakat dapat menyaksikan hujan meteor tersebut dari arah utara-barat laut hingga utara, mulai tengah malam waktu setempat hingga 20 menit sebelum matahari terbit.

Selain hujan meteor perseid, katanya, ada beberapa fenomena astronomi lain terjadi di Agustus ini.

Pada 9 Agustus 2021, terjadi konjungsi tripel bulan-merkurius-regulus. Fenomena itu dapat disaksikan dari arah barat-barat laut sekitar 20 menit setelah Matahari terbenam selama 12 menit.

Baca juga:  Enam Menteri dan 5 Wakil Menteri Dilantik

Pada 10 Agustus 2021, ada fenomena konjungsi bulan-mars yang dapat disaksikan dari arah barat-barat laut sekitar 20 menit setelah matahari terbenam selama 50 menit.

Pada 11 Agustus 2021, konjungsi bulan-venus terjadi dan dapat diamati dari arah barat sekitar 20 menit setelah matahari terbenam selama dua jam.

Sementara pada 15 Agustus 2021, terjadi fase bulan perbani awal. Mulai puncak fase bulan ketika antara matahari, bumi dan bulan membentuk sudut siku-siku atau 90 derajat. Puncak fase perbani awal terjadi pada pukul 22.20 WIB.

Baca juga:  Isu Penghapusan Pelajaran Sejarah, Ini Kata Mendikbud

Bulan perbani awal dapat disaksikan ketika terbit pada pukul 11.00 waktu setempat dari arah timur-tenggara, berkulminasi di dekat Zenit sekitar 30 menit sebelum terbenam matahari, dan kemudian terbenam di arah barat-barat laut ketika tengah malam. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *