DENPASAR, BALIPOST.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke sejumlah lokasi di Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar, Provinsi Bali pada Kamis (12/8). Bali dinilai masih harus dioptimalkan penanganan pandeminya.
“Bali itu 91 persen sudah vaksin, harusnya sudah bagus. Tapi ini masih stagnan, belum turun, sementara tempat-tempat lain sudah turun,” tegas Menko Luhut, dikutip dari rilisnya.
Dia melanjutkan, bahwa yang masih perlu ditingkatkan dalam penanganan COVID-19 di Provinsi Bali adalah kegencaran melakukan 3T (testing, tracing, treatment). Juga, meningkatkan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan, salah satunya menghindari kerumunan. “Mohon untuk upacara keagamaan yang agar sementara ini diredam dan diperketat dulu prokesnya, karena selalu ada laporan setelah acara tersebut angka COVID-19 langsung meningkat signifikan karena berkerumun,” ujar Menko Luhut.
Ia pun mengatakan kondisi ini turut berkenaan dengan citra Bali sebagai destinasi pariwisata internasional. Sebab, akan lebih disorot dalam hal kedisiplinan protokol kesehatan.
Selanjutnya, Menko Luhut menegaskan bahwa seluruh kabupaten di Provinsi Bali harus menyediakan isoter dengan fasilitas lengkap. Mencakup tempat, persediaan makanan, tenaga kesehatan, fasilitas olahraga dan telemedicine. “Buleleng saya kira bisa dibuat menjadi model. Dari sekian ratus orang yang sudah masuk isoter, belum ada yang meninggal satupun, success rate-nya tinggi,” ujar Menko Luhut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikit yang turut mendampingi mengatakan sejauh ini persediaan obat di Bali cukup. “Kita juga sudah mendapatkan bantuan dari Singapura dan Morowali, dan telah mengirim lebih dari 300 buah oxygen concentrator untuk rumah sakit-rumah sakit di Bali,” jelasnya.
Menkes Budi menegaskan agar pemerintah Bali tidak perlu ragu-ragu dalam menggencarkan 3T. “Kalau positif tidak apa-apa, setelah ketahuan langsung dibawa ke isoter supaya tidak menular. Jangan takut tes dan jangan takut melaporkan hasil tes, justru semakin banyak yang melaporkan akan semakin bagus,” jelas Menkes Budi. (kmb/balipost)