Keris Ardawalika. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Keris Ardawalika salah satu benda amat bersejarah dalam perjalanan sejarah Kerajaan Klungkung. Khususnya dalam kisah kepemimpinan Ida Dewa Agung Jambe, hingga gugur dalam Perang Puputan Klungkung melawan penjajahan Belanda.

Keris Ardawalika ini pernah dihadirkan ke Klungkung dari Museum Nasional, dalam peringatan 100 tahun Perang Puputan Klungkung tahun 2008. Keris ini akan diusulkan menjadi salah satu bukti fisik dalam upaya menjadikan Ida Dewa Agung Jambe sebagai Pahlawan Nasional.

Meminjam Keris Kenegaraan ini dari Museum Nasional tak semudah yang dibayangkan. Untuk “memulangkannya” sebentar saja ke Klungkung, banyak pihak yang harus terlibat.

Salah satu anggota dari Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Bali, Ir. Ketut Janapria, M.T., Selasa (17/8) mengaku masih sangat ingat perjuangan membawa keris itu kembali ke Klungkung.

Janapria yang saat itu menjabat sebagai Sekda Pemkab Klungkung itu menjelaskan, ia harus melibatkan banyak pihak untuk membantu dalam proses pemulangan keris tersebut. Mereka antara lain Ida Bagus Rai Mantra, saat itu sebagai Wali Kota Denpasar, mengantar secara pribadi utusan Pemkab Klungkung Ketut Janapria menghadap langsung Kepala Museum Nasional.

Baca juga:  Mensos Sebut Gelar Pahlawan Nasional Ida Dewa Agung Jambe Segera Terwujud

Kebetulan karena I.B Rai Mantra kenal baik dengan Kepala Museum Nasional, Dra. Retno Sulistianingsih Sitowati, M.M. Retno (kini sudah pensiun) saat itu, berkenan mengabulkan permohonan Pemkab Klungkung, untuk meminjam keris ini.

Namun syaratnya cukup berat. Bahkan, Janapria mengatakan Pemkab Klungkung wajib membuat surat pernyataan jaminan Rp 2 miliar bila koleksi pusaka kenegaraan tersebut rusak atau hilang, selama peminjaman dari 27-29 April 2008. Saat itu, Janapria tidak berpikir panjang dari mana memperoleh dana sebesar itu, jika memang benar harus membayarnya.

Sebab, belum ada persetujuan Bupati dan DPRD karena waktu itu sudah amat mendesak. Maka, dengan segala risiko, pihaknya tetap membawa keris pusaka ini pulang ke Klungkung.

Baca juga:  Gelar Pahlawan Nasional untuk Ida Dewa Agung Jambe Tertunda

Dalam proses membawa pulang keris ini, Janapria dibantu Staf Museum Nasional, Gunawan, S.S., M.hum. Kini ia masih aktif sebagai PNS Museum Nasional sebagai Pejabat Fungsional Pamong Budaya, yang terbiasa mengurus dan merawat Pusaka Kenegaraan di sana setiap hari.

“Setelah menyampaikan tujuan kepada Kepala Museum Nasional, Ibu Retno langsung memanggil Gunawan, memintanya mengantar saya ke tempat koleksi pusaka yang mana akan dipinjam. Karena peninggalan Bersejarah Kerajaan Klungkung dan Gelgel cukup banyak di museum itu. Akhirnya saya memilih Keris Kenegaraan Ardawalika (Zaman Kerajaan Smarapura Klungkung) dan Tombak I Baru Gudug atau I Baru Ngit (Zaman Kerajaan Gelgel),” terang Janapria.

Tokoh Puri Klungkung Tjokorda Gede Agung (saat ini anggota DPRD Provinsi Bali dari PDIP), mewakili Puri Agung Klungkung, ikut serta bersama Janapria satu mobil dalam penjemputan di Ruang VVIP Bandara Ngurah Rai, seizin Karo Humas dan Protokol Pemprov Bali tahun 2008. Sampai di Klungkung, saat keris ini disambut dengan banten pemendak, Janapria mengatakan Gunawan terlihat gemetar saat membawanya berjalan menuju ke depan Puri Agung Klungkung.

Baca juga:  Selenggarakan PKB 2025, Disbud Bali Buka Peluang Kerja Sama Pihak Ketiga 

Dari pengakuan Gunawan kepada Janapria, sensasi seperti itu tidak pernah dirasakan ketika setiap hari merawatnya di dalam Museum Nasional.

Setelah prosesi itu, barulah Ida Dalem Smara Putra (Raja Klungkung saat ini), Tjokorda Raka Putra Dosen FK Unud (Puri Saraswati) dan Tjokorda Bagus Oka, PhD pensiunan Dosen MIFA Unud (kini Tim Ahli Pembangunan Gubernur Koster Bidang Pendidikan), mengarahkan penyelanggaraan upacara agama dan adat dalam peringatan 100 Tahun Puputan Klungkung. “Saat itu untuk pertama kalinya ada dua panitia mampu bergerak integratif dan simultan. Baik dari unsur pemerintah daerah maupun pihak panitia puri dan masyarakat Kota Semarapura,” tutupnya.  (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *