DENPASAR, BALIPOST.com – Penataan Pasar Kumbasari dan jembatan Jalan Gajah Mada yang telah berlangsung sejak Juni. Diperkirakan rampung pada Desember 2021.
Melihat kondisi yang ada serta progress pengerjaan proyek ini, dipastikan bisa selesai tepat waktu, yakni Desember 2021. Hal ini diungkapkan Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Denpasar, I Nyoman Ngurah Jimmy Sidarta ditemui di Kantor Wali Kota, Rabu (18/8).
Jimmy mengatakan, hingga saat ini penataan kawasan Pasar Kumbasari dan Jalan Gajah Mada Denpasar sudah rampung sekitar 16 persen. Penataan ini dilakukan karena Jalan Gajah Mada merupakan kawasan heritage Kota Denpasar. Kawasan ini juga telah dijadikan salah satu destinasi wisata kota Denpasar.
Jimmy Sidarta mengatakan penataan ini menggunakan dua sumber dana yakni dari dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari provinsi Bali sebesar Rp 15 miliar. Sementara, dari APBD Kota Denpasar sebesar Rp 4.5 miliar sebagai pendamping.
Ia mengatakan penataan ini lebih menitikberatkan pada pelestarian kawasan dan tidak merubah bentuk secara signifikan. Bentuk bangunan tidak ada yang berubah.
Jimmy mengatakan, untuk progress penataan saat ini difokuskan pada pondasi bawah yang ada di Tukad Badung. Hal ini untuk menghindari musim hujan yang biasanya terjadi mulai Oktober. “Kami kejar untuk pembangunan pondasi yang ada di Tukad Badung, karena di jembatan Jalan Gajah Mada kami tambah 1 meter di kanan dan kiri jembatan. Ini untuk pedestrian,” kata Jimmy.
Sejauh proses penataan ini, hingga kini menurutnya belum ada kendala, apalagi cuaca masih mendukung. Dalam penataan ini, kawasan jembatan Jalan Gajah Mada juga akan dihiasi patung dengan nama patung Sang Kala Tri Semaya.
Patung ini akan memiliki tinggi 3 meter dan digadang-gadang akan menjadi ikon baru Denpasar.Tak hanya satu, patung Sang Kala Trisemaya ini berjumlah dua dan akan menghiasi Jembatan di Kawasan Heritage Jalan Gajah Mada, Denpasar.
Pembuat desain patung, I Nyoman Gede Sentana Putra atau yang akrab disapa Kedux Garage mengatakan kawasan heritage Jalan Gajah Mada merupakan sebuah warisan budaya yang historis di Kota Denpasar. Patung ini menceritakan Hyang Bhatara Guru yang sedang beryoga dan batinnya terbelah menjadi dua sehingga terlahir Pendeta Muda Sanghyang Dharmajaya yang disebut juga Sang Resi Sidhiwasitadewa.
Patung ini merupakan abstraksi cerita Lontar Siwagama ke dalam sebuah karya 3 dimensi. Selain itu, di halaman depan Pasar Badung juga akan dilakukan beberapa penataan dan salah satunya adalah pembangunan patung Dewi Melanting. “Pembangunan patung ini, karena Dewi Melanting manifestasinya sebagai penguasa pasar, sebagai pasar terbesar maka kami bangun di sini” kata Jimmy. (Asmara Putera/balipost)