DENPASAR, BALIPOST.com – Ketersediaan darah yang ada saat ini belum cukup memenuhi kuota kebutuhan darah normalnya. Kebutuhan darah di wilayah Sarbagita, utamanya yang berpusat di RSUP Sanglah dan sekitarnya, sekitar 160 kantong per harinya.
Kemudian di RSUD Wangaya dan sekitarnya di atas 70 kantong, dan di RSUD Mangusada Badung sekitar 100 kantong per harinya. Untuk itu, Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Daerah Bali bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Bali berusaha keras untuk memenuhinya di masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Ketua Pengurus Daerah PDDI Bali, Ketut Pringgantara menerangkan upaya untuk memenuhi kuota darah itu pihaknya biasanya terjun ke beberapa organisasi masyarakat, mengumpulkan beberapa pendonor. Menghubungi para pendonor aktif maupun cadangan, dan mereka biasanya bergerak dengan cepat mencari donor pengganti dalam masa PPKM ini.
Kemudian, bagi penyintas COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh selama 14 hari dan disertai hasil Swab PCR, pihaknya mengupayakan untuk menggkoordinasikannya agar mau melakukan donor darah maupun donor plasma konvalesen. “Jadi kita berkoordinasi, berkoordinasi yang aktif istilahnya. Informasi yang terkini yang ada di rumah sakit yang sudah dinyatakan sembuh kami telepon, kami datangi supaya mereka mau membantu,” terangnya saat dihubungi via telepon, Rabu (18/8).
Bersama jajaran PMI Bali dan pemerintah Provensi Bali, PPDI Daerah Bali akan menggelar donor darah pada event-event tertentu, beberapa kegiatan kelompok masyarakat, maupun kegiatan banjar. “Kepedulian inilah yang sangat kita hargai, yang sangat kita hormati. Bahwa dalam musim pandemi jangan sampai kita takut berdornor,” jelasnya.
Selain itu, pada masa PPKM ini pihaknya juga memberikan bantuan sembako bagi para pendonor. Bantuan ini merupakan ungkapan terimakasih karena mau melakukan donor darah.
Sedangkan bagi pendonor plasma diberikan bingkisan untuk menjaga imunitas mereka. Bantuan-bantuan tersebut merupakan donasi Komonitas Kasih Sayang (KKS), yang anggotanya para Lansia yang peduli sekali terhadap keselamatan masyarakat Bali.
Sebelum PPKM, ia menambahkan, PDDI bersama UTD PMI Bali dan Kota Denpasar sering mendatangi sekolah-sekolah, kampus-kampus, banjar-banjar, dan mall menyasar anak-anak muda yang berusia 18 tahun untuk donor darah. Kemudian mendatangi para kepala desa maupun kepala lingkungan untuk mensosialisasikan ke warganya, untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama.
Minimal menyiapkan darah pengganti apabila ada salah satu kerabatnya yang membutuhkan darah. “Minimal ada kepedulian dari keluarga pasien untuk ikut sebagai darah pengganti. Mengganti Darah yang tidak ada di rumah sakit, biar keluarganya terdekat bisa membantu ketersediaan darah,” paparnya. (Eka Adhiyasa/balipost)