DENPASAR, BALIPOST.com – Sejak digulirkannya program TC sentralisasi, tercatat tiga taekwondoin belum bergabung ke pelatda PON. Ketiganya adalah M. Abdurahman Wahyu, Ni Komang Sri Kristina Putri, dan atlet pelatnas Ni Kadek Heni Prikasih.
Sementara, atlet yang sudah bergabung di pelatda adalah I Putu Aditya Dwiatmika, I Ngurah Dwi Oka Mahendra, dan Muhammad Akbar Siddik. Selain itu, atlet taekwondo yang gabung di pelatda, yakni Putu Desya Srinadi Putri, Ni Made Permatasari, serta Kadek Surya Febriantari.
Pelatih taekwondo PON Bali Sandiaz Antonio, di Denpasar, Rabu (18/8) menerangkan, satu-satunya atlet Bali yang turun di poomsae Abdurahman Wahyu, saat ini berlatih di Jakarta. Alasannya, kata dia, di Bali jarang pelatih poomsae, sedangkan Bali hanya memiliki pelatih kyorugi. “Komang Sri Kristina berlatih di Jakarta, sebab saat ini berstatus mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ),” ujarnya.
Rencananya, Komang Sri dijadwalkan akan pulang ke Bali, guna bergabung bersama atlet lainnya di TC sentralisasi. Sementara, bagi Heni Prikasih, belum diagendakan pulang ke Bali, mengingat seluruh atlet pelatnas tetap menjalani program latihan, sehingga kemungkinan mereka berbarengan bertolak ke Papua secara serentak, membela provinsinya masing-masing.
Sandiaz mengakui, atlet asuhannya sempat melakukan latih tanding meladeni tim dari Pusat Pembinaan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) Jakarta, serta tim PON Ibu Kota. “Anak-anak sempat menjajal tim DKI, pada Juni lalu,” beber dia.
Pasca-uji coba ini, para taekwondoin belum pernah lagi melakukan sparring, apalagi saat ini memasuki PPKM. Dikemukakan, saat ini taekwondoin juga sedang memasuki fase pra kompetisi.
Oleh sebab itu, mereka juga sering melakukan latih tanding antaratlet. “Atlet taekwondo PON sudah on the track, tinggal memaksimalkan power dan speed,” ungkapnya.
Sedangkan, tujuan memperbanyak sparring, untuk pematangan strategi bertarung. (Daniel Fajry/balipost)