Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak. (BP/ken)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak angkat bicara terkait masih tingginya kasus COVID-19 di Bali. Mayjen Maruli menegaskan jika Bali belum siap menghadapi penyebaran COVID-19 varian Delta.

Padahal awal penanganan COVID-19 sudah baik sehingga dicanangkan dibuka untuk pariwisata.
“Memang saya melihat penyiapan awal penanganan virus Delta ini, Bali kurang. Penanganan COVID-19 pertama, Bali paling hebat. Penerapan 3 M baik, sehingga bisa dikendalikan. Sampai ada wacana Bali dibuka. Waktu masuk (virus) Delta ini, saya sudah sampaikan 7 sampai 10 kali lipat penyebaran dan lebih ganas,” tegas Pangdam Maruli saat bertemu awak media di Media Center Kodam IX/Udayana, Jalan Melati, Denpasar, Jumat (20/8).

Baca juga:  Dijadikan Sampel, 23 Warga Serokadan Hasil Tesnya Reaktif Jalani Rapid Test Ulang

Setelah itu baru disiapkan tempat isoter dan tracing benar-benar dilakukan. Namun, kata Maruli, dampaknya upaya tersebut tidak nampak sehari dua hari.

Beberapa minggu baru kelihatan dampak positifnya. Ditambah lagi Babinsa bersama Bhabinkamtibmas dan instansi terkait melakukan tracing rata-rata di atas 200 orang sehari.

Menurut pangdam, penanganan COVID-19 harus kerja sama dan semua bergerak. “Tidak ada yang bisa kerjain sendiri. Tapi kalau tidak ada support dari instansi, berat juga,” tandasnya.

Saat ini sinergitas antara pemda, dinkes, TNI dan Polri sudah baik. Pemda menyiapkan tempat isoter yang bagus yaitu hotel dan dinkes mengerahkan tim medisnya.

Baca juga:  Lindungi Wilayah dan Krama Desa Adat, Gubernur Koster Hadirkan Sipandu Beradat

Jenderal bintang dua di pundak ini menyampaikan, pihaknya mengerahkan Babinsa sebagai tracer untuk mempercepat pelacakan warga yang kontak erat dengan pasien COVID-19. Menurutnya saat ini sedang mencari alternatif yaitu mencari relawan Swaber. “COVID-19 ini ibaratnya multilevel marketing yang kliennya tidak bisa menolak. Maksudnya yang pernah kontak dengan orang terpapar COVID-19 pasti kena. Saya sendiri juga pernah kena,” ucapnya.

Lebih baik, kata Maruli, anak muda yang kena COVID-19 langsung isolasi diri, ketimbang mereka keluyuran kemana-mana dan menularkan ke banyak orang terutama lansia.

Ditanya jumlah anggota Kodam IX/Udayana terpapar virus Corona, Maruli mengungkapkan jumlah personelnya termasuk KBT (keluarga besar TNI) sekitar 16 ribu orang. Sejak pandemi ini masuk Indonesia, sudah dikelola dengan baik penanganannya, yaitu langsung isoter. “Waktu awal (Covid-19) sama seperti grafik di Bali, penanganannya dikelola baik. Saat masuk virus Delta juga dikelola dengan baik. Sekarang kira-kita ada 200-an terpapar Covid-19 untuk wilayah Bali Nusra,” tegasnya.

Baca juga:  Habiskan Anggaran Rp 2,5 M, Begini Kondisi Jalan di Bukit Abah

Penanganan COVID-19, kata dia, sebenarnya simple. Yaitu yang positif langsung masuk tempat isoter dan jika sudah negatif baru bisa keluar. “Kami lebih mudah kelolanya. Jika ada yang positif COVID-19 langsung diperintahkan masuk tempat isoter. Sekali lagi saya sampaikan mari kita sama-sama saling mengingatkan protokol kesehatan dan ini harus dilakukan,” tutupnya.(Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *