Suasana di sepanjang jalan ke Pelabuhan Gilimanuk yang dipadati klinik rapid test antigen. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Terus menjamurnya usaha layanan Rapid Test Antigen di wilayah Gilimanuk membuat kondisi di sepanjang jalan menuju Pelabuhan Gilimanuk semrawut. Bahkan tak ubahnya seperti Terminal.

Pasalnya, persaingan usaha membuat sejumlah upaya dilakukan. Termasuk menjemput bola para calon pelaku perjalanan sejak masuk perbatasan Cekik.

Dari penelusuran, Minggu (22/8), sejak masuk wilayah pertigaan Cekik, sejumlah orang yang mengaku pegawai klinik rapid test menunggu di pinggir jalan. Tak jarang, mereka menghampiri para pengendara motor saat jalan ke Pelabuhan menawarkan rapid test Antigen salah satu klinik.

Begitu juga sejumlah karyawan berdiri di pinggir jalan membawa bendera atau lampu mengarahkan orang yang melintas untuk rapid. Dan sayangnya baik “karyawan” jemput bola atau di pinggir jalan itu justru abai dengan protokol kesehatan (tak mengenakan masker). Sehingga tergambar semrawutnya kondisi menuju Pelabuhan.

Baca juga:  Angin Puting Beliung, Penyeberangan Gilimanuk Sempat Tutup

Informasi yang dihimpun, semakin banyaknya jumlah klinik rapid test yang buka di Gilimanuk membuat kondisi ini terjadi. Info yang dihimpun, belum selesai Dinas Kesehatan melakukan pembinaan dan melayangkan surat pembinaan hingga peringatan, sudah mulai muncul lagi beberapa klinik serupa.

Mulai dari Gelung Kori, Lingkungan Penginuman hingga di pertokoan Manuver sebelum pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk. Ditambah lagi di dalam areal Pelabuhan ada dua klinik.

Baca juga:  Bali Masih Tambah Korban Jiwa COVID-19, Kasus Baru Juga Tetap Tiga Digit

Pentingnya syarat protokol kesehatan (prokes) rapid test antigen atau PCR ini mengharuskan para pelaku perjalanan yang hendak keluar Bali melakukan test tersebut. Yang paling banyak dan berjejer, berada di pertokoan Parkir Manuver Gilimanuk.

Terkait harga, dari penelusuran, rata-rata mengenakan tarif Rp 160 ribu per orang. Sempat ada klinik baru menawarkan Rp 150 ribu, tetapi akhirnya diseragamkan.

Diakui banyak yang komplain ketika mencari rapid test bukan karena pelayanan. Tetapi terkait harga dibandingkan dengan di Banyuwangi, yang separuh lebih murah.

Terkait regulasi dan pengawasan klinik-klinik ini, disebutkan langsung oleh Satgas COVID-19 Kabupaten Jembrana. Baik itu ijin operasional hingga pengawasan yang melibatkan Dinas Kesehatan setempat.

Baca juga:  Jelang PTM, Puluhan Ribu Tenaga Pendidik Dapat Vaksinasi

Selain klinik rapid test antigen, juga berjejer muncul outlet tiket online pelabuhan. Untuk outlet ini, jumlahnya mencapai puluhan dan hampir sepanjang jalan menuju pelabuhan.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra, Minggu (22/8), mengatakan terkait klinik untuk rapid test di sekitar Pelabuhan Gilimanuk ada tujuh klinik yang sudah mendapatkan rekomendasi Dinas Kesehatan dan izin dari Satgas COVID-19 Jembrana. Dua lagi berada di dalam areal Pelabuhan menjadi otoritas ASDP.  (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *