SEMARAPURA, BALIPOST.com – Krematorium Pundukdawa, Kecamatan Dawan, Klungkung, dalam setahun terakhir sangat disibukkan dengan padatnya pelaksanaan kremasi. Khususnya untuk jenazah yang terpapar COVID-19.
Setiap jadwal padewasan pelaksanaan kremasi, tempat ini selalu penuh, bahkan hingga tiga jadwal dewasa. Karena sekali jadwal padewasan ngaben maupun makingsan di gni, maksimal hanya menerima 8-9 sawa.
Sekretariat Krematorium Pundukdawa belakangan selalu didatangi umat untuk meminta jadwal kremasi, kemudian langsung mendaftarkan diri. Pada saat itu, pihak sekretariat akan memberikan penjelasan kepada umat terkait yang harus dipersiapkan. Terutama, mengenai aturan ketat protokol kesehatan.
Sesuai dengan data pada Sekretariat Pundukdawa, tempat kremasi di bawah naungan Yayasan Dharma Kusuma ini, sudah melakukan proses kremasi jenazah COVID-19 sejak 30 Agustus 2020. Sampai dengan 13 Agustus 2021, Krematorium Pundukdawa sudah melakukan proses kremasi sebanyak 185 sawa.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 125 sawa di antaranya, langsung dalam proses ngaben. Sedangkan sisanya sebanyak 60 sawa melalui upacara makingsan di gni.
“Dalam situasi pandemi COVID-19, Krematorium Pundukdawa sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Bahkan, sekarang yang boleh ikut upacara hanya 10 orang dan pakai name tag, sisanya diarahkan untuk pulang. Tidak boleh di lokasi,” kata Pengelola Krematorium Pundukdawa I Ketut Gede Yuda Antara, Minggu (22/8).
Di tengah situasi pandemi COVID-19, pihaknya tetap berusaha membantu untuk memproses jenazah COVID-19. Namun, mengingat belakangan jenazah dengan riwayat COVID-19 kian banyak, pihaknya mengharapkan peran desa adat, agar juga mau melaksanakan prosesi ngaben di desa, bagi warga dengan riwayat COVID-19.
Sehingga Krematorium Pundukdawa tidak kewalahan. Ia mengaku prihatin melihat umat, yang kesulitan melakukan proses ngaben terhadap keluarga yang terpapar COVID-19.
Ia sangat merasakan itu dalam setahun terakhir. Sehingga Krematorium Pundukdawa sedapat mungkin berupaya membantu umat.
Yuda Antara menambahkan, program Yayasan Dharma Kusuma, terdiri dari bidang Dharma Widya, Dharma Gita, Dharma Kriya, Dharma Sedana dan Dharma Yatra. Sejak berdiri pada 2014 sampai sekarang, pelaksanaan ngaben di krematorium menjadi program yang cukup banyak diikuti oleh umat.
Cara ini belakangan mulai ramai dipakai umat Hindu untuk menekan biaya tinggi saat melaksanakan upacara ngaben. Apalagi, sekarang dalam fase puncak pandemi COVID-19, dengan angka kematian yang tinggi.
Proses kremasi menjadi pilihan umat menyelesaikan prosesi jenazah. Baik ngaben maupun makingsan di gni dengan prokes ketat. (Bagiarta/balipost)