Dr. dr. Nyoman Suarjana (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Masih tingginya angka kasus baru COVD-19 d Bali mesti menjadi atensi semua pihak. Disipilin menerapkan protokol kesehatan (prokes) 5 M—mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi bepergian, adalah upaya paling ampuh untuk menekan laju penularan COVID-19.

Terlebih belakangan muncul varian Delta yang penyebarannya lebih cepat. COVID-19 diharapkan dapat dikendalikan, sehingga pembelajaran tatap muka (PTM) segera bisa terlaksana.

Praktisi kesehatan dan pendidikan, Dr. dr. Nyoman Suarjana, M.Repro., Senin (23/8) menyampaikan, masih tingginya angka kasus COVID-19 di Bali disebabkan beberapa hal yaitu. Pertama, masuknya COVID-19 varian Delta ke Bali, yang penyebarannya jauh lebih cepat dari varian yang lainnya.

Baca juga:  Atlet Panahan Gusti Fazli Sumbang Emas Popnas

Kedua, masih tingginya mobilitas masyarakat, seperti upacara adat atau kegiatan lainnya yang berpotensi menimbulkan kerumunan. “Mobilitas, interaksi penduduk yang tinggi, keramaian dan kerumunan, terbukti dalam riset terakhir menjadi pemicu ledakan-ledakan kasus perburukan pandemi dari satu negara atau wilayah,” ujar Owner and founder SMK Gandhi Usada Bali ini.

Dalam kondisi yang demikan, menurutnya, yang perlu diperhatikan semua pihak adalah selalu menerapkan prokes 5 M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. “Agar kasus COVID-19 segera melandai di Bali, masyarakat harus disiplin menerapkan prinsip 5 M dan melakukan vaksinasi. Sedangkan pihak petugas hendaknya terus meningkatkan upaya untuk menekan penyebaran COVID-19 dengan melaksanakan 3T yaitu testing, tracing dan treatment sehingga angka kasus COVID-19 bisa terus menurun,” harapnya.

Baca juga:  Percepat Atasi COVID-19, Kodim "All Out" Pendisiplinan Prokes

Selaku pengelola sekolah, Dr. dr. Suarjana berharap COVID-19 segera mereda, sehingga sekolah secepatnya bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Terlebih bagi sekolah kejuruan, PTM sangat diperlukan karena setiap kompetensi mesti dapat ditunjukkan oleh peserta didik.

Tentu dalam pelaksanaannya, penerapan prokes ketat menjadi atensi semua warga sekolah, sehingga tidak menimbulkan klaster baru penyebaran COVID-19. “Jadi, agar kasus pandemi segera mereda, semua pihak mesti taat terhadap prokes dengan mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer, menjaga jarak atau menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas atau bepergian kecual untuk keperluan sangat mendesak atau urgen. Selebihnya, menjaga imun tubuh,” pungkasnya. (Subrata/balipost)

Baca juga:  Di Jembrana, Ada Puluhan Siswa SMA Tak Ikuti PTM
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *