I Putu Sudibawa. (BP/Istimewa)

Oleh I Putu Sudibawa

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) mendorong lulusan program guru penggerak mendapatkan prioritas untuk menempati posisi strategis di lembaga pendidikan. Hal ini menjadikan program guru penggerak strategis untuk menyiapkan pemimpin pendidikan di masa depan.

Pemimpin pendidikan yang disiapkan dari awal yang mengetahui secara jelas dunia pendidikan. Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, ingin memastikan bahwa Guru Penggerak akan menghasilkan talenta pemimpin masa depan, seperti kepala sekolah, pengawas, dan lain-lain. Untuk itu, Kemendikbudristek merancang regulasi yang mendukung dan memastikan alumni  guru penggerak benar-benar mendapatkan prioritas dan kesempatan pertama di posisi kepemimpinan.

Ketika saya terlibat langsung dalam  program  guru penggerak, saya merasakan bahwa program guru penggerak merupakan pelatihan yang diberikan kepada guru sebagai upaya memberikan dampak nyata pembelajaran di kelas agar menjadi lebih menyenangkan dan bukan sekadar pendidikan dan pelatihan (diklat) biasa.

Guru bukan sekadar dilatih cara mengajarnya saja, tetapi dibuka pemikirannya agar secara mandiri dapat bereksperimen dan percaya diri mengikuti instingnya dalam menciptakan format pembelajaran yang menyenangkan sehingga murid pun merasakan perbedaannya di kelas. Program  guru  penggerak akan dirasakan oleh guru momen emosional, khususnya ketika banyak guru yang mengaku belum pernah ada program yang mampu mengubah pola pikir dan menggugah identitas diri mereka sebagai pendidik.

Baca juga:  Pramuka Tetap Menjadi Ekstrakurikuler Wajib di Sekolah

Program  guru penggerak akan mengajak para guru melakukan perubahan pola pikir dan pembelajaran guru-guru terutama dalam melihat dan memosisikan murid. Semangat egaliter, terbuka, terus belajar dan berbagi serta budaya refleksi telah mengakar di kalbu para guru-guru yang terlibat dalam  program  guru penggerak.

Diharapkan setiap pengalaman maupun pembelajaran yang telah didapatkan oleh para guru selama pendidikan bisa menjadi berkah yang menginspirasi setiap lapisan pendidikan di lingkungan masing-masing. Dalam perjalanan  program guru  penggerak telah menghasilkan ribuan karya refleksi, demonstrasi, dan aksi nyata serta hadirnya keluarga baru dari proses  program  guru penggerak.

Saat ini, ribuan video karya  calon  guru  penggerak sudah banyak diunggah melalui YouTube. Video tersebut berupa konten refleksi dan demonstrasi atas setiap modul yang diberikan, seperti pembuatan buku, puisi, dan lagu baik oleh individu maupun kelompok. Adanya berbagai proses pembelajaran ini sepatutnya semua sangat berbangga hati, karena secara konsisten para guru-guru terpilih telah melakukan tanggung jawabnya menjadi bagian dari katalis pendidikan.

Diharapkan juga, dengan berbagai respons positif dari program guru  penggerak, dunia pendidikan akan merasakan manfaat dari transformasi konsep Merdeka Belajar yang sedang diupayakan oleh pemerintah. Anak-anak Indonesia adalah anak yang cerdas dan mempunyai berbagai keunggulan dan minatnya masing-masing.

Baca juga:  Merdeka Belajar Menginspirasi Negara ASEAN

Sementara itu, guru bertugas untuk mendukung dan mengarahkan talenta-talenta yang ada pada diri mereka sehingga ke depannya menjadi generasi penerus yang penuh inovasi dan kreativitas. Kunci utama  program guru  penggerak adalah guru yang sejatinya harus menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran. Guru menurutnya harus mampu mengimplementasikan pembelajaran yang memerdekakan dengan memihak kepada murid, serta mampu menjadi teladan bagi guru-guru lainnya.

Dalam  program  guru  penggerak, juga diperkenalkan filosofi coach, filosofi yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran sesama guru di Program Guru Penggerak. Dengan filosofi ini, guru akan mampu berbagai ilmu tanpa harus malu. Dengan filosofi ini pula, guru diharapkan dapat saling memotivasi satu sama lain.

Orientasi utama setiap pendidik dan semua pemangku kebijakan di dunia pendidikan adalah murid. Menurut Ki Hajar Dewantara, setiap pendidik itu harus bebas dari segala ikatan, dengan kesucian hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta suatu hak, namun untuk berhamba pada sang anak. Maksud dari (pernyataan) ini adalah semua orientasinya adalah kepada sang anak. Seperti diketahui,

Baca juga:  Saraswati, dari Ritual Menuju Intelektual

Calon guru penggerak akan mengikuti sembilan bulan pendidikan. Hal ini bukanlah masalah guru yang pintar, bisa menguasai teknik hebat, tetapi yang lebih penting adalah yang mempunyai resiliensi, punya ketangguhan, punya orientasi visi pendidikan yang kuat.

Untuk mewujudkan ini, program guru penggerak, para calon  guru  penggerak dibekali dengan tiga modul utama pada saat mengikuti pelatihan. Modul pertama berisi tentang paradigma dan visi. Modul kedua berisi praktek pembelajaran yang berpusat kepada murid. Modul ketiga berisi informasi tentang bagaimana menjadi pemimpin pembelajaran yang bisa menggerakan sumber daya sekolah serta dapat mengambil keputusan untuk mendukung pembelajaran yang berpihak kepada murid.

Setiap modul itu nanti juga ada modul kecil lagi tentang aksi nyata, jadi isi modul ini nantinya penuh dengan refleksi. Dalam aksi nyata ini  calon guru penggerak akan mengerjakan yang sesuai dengan konteks di mana mereka bekerja saat ini. Manfaat yang paling berharga untuk diambil para peserta dengan mengikuti  program  guru penggerak yaitu mendapat kesempatan untuk menjadi agen perbuahan. Merupakan reward paling berharga adalah saat melihat anak murid kita bisa berubah.

Penulis, Kepala SMAN 1 Rendang, Pengajar Praktik Guru Penggerak Kemdikbudristek

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *