SEMARAPURA, BALIPOST.com – Permasalahan sampah terus menjadi atensi khusus Pemkab Klungkung. Dalam mendukung pengelolaan sampah berbasis sumber, desa-desa didorong untuk memiliki tempat pengolahan sampah sendiri.
Seperti di Desa Tojan, Klungkung, dibangun TPSTD (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Desa). Proses peletakan batu pertama dilakukan pada Minggu (22/8), persis di Jalan Raya Watu Klotok.
TPSTD ini dibangun di tanah seluas 8 are, dengan menggunakan dana sebesar Rp 245.073.943 yang bersumber dari Dana Desa Tahun Anggaran 2021, dengan sistem pekerjaan swakelola, dan waktu pengerjaan 3 bulan. Bupati Suwirta menyatakan dalam mengoptimalkan TOSS Klungkung, diperlukan adanya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, daerah dan peran serta masyarakat.
“Dengan adanya tempat pengolahan sampah ini, maka proses pemilahan sampah di desa dapat dilaksanakan lebih baik. Sehingga desa bisa mengolah sendiri sampahnya,” katanya.
Bupati Suwirta meminta agar masyarakat dan perangkat desa dinas maupun adat, dapat mengelola sampah dengan sungguh-sungguh. Sehingga terwujud pengolahan sampah yang semakin lebih baik. Ia menambahkan indikator keberhasilan pengelolaan sampah, apabila di lingkungannya tidak terdapat sampah sama sekali, terutama sampah plastik.
Sebelum beroperasi, perangkat desa dan para pekerja yang akan bekerja di TPSTD bisa belajar di TOSS Centre yang ada di Karangdadi Desa Kusamba. Di sana bisa belajar cara menangani sampah organik dan non organik. “Sampah non organik seperti plastik dan sejenisnya bisa dibersihkan sehingga memiliki nilai jual, sedangkan sampah organik bisa diolah menjadi pupuk,” terang Suwirta.
Pihaknya juga meminta, dalam mengelola tempat pengolahan sampah, jangan hanya bersemangat di awal saja. Tetapi harus terus berinovasi dalam menangani sampah. (Bagiarta/balipost)
