Artana melakukan meditasi dan berjemur saat menjalani isoter. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – COVID-19 tak mengenal status sosial. Semua berpeluang terpapar.

Karena itu protokol kesehatan (prokes) COVID-19 yaitu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan menghindari bepergian kecuali penting, mesti lebih disiplin diterapkan. Bagi mereka yang pernah terpapar, virus ini sangat dirasakan dampaknya.

Karena itu selain prokes ketat, vaksinasi sangat penting. Dengan vaksinasi seseorang akan memiliki kekebalan tubuh. Kalaupun terpapar, gejala yang ditumbulkan tak separah mereka yang sama sekali belum divaksin.

Pengalaman terpapar COVID-19 sempat disampaikan I Wayan Artana, S.Sn., seniman asal Banjar Dinas Darma Kelod, Desa Riang Gede, Penebel, Tabanan. Melalui akun Facebook (FB)-nya, pria lulusan ISI Yogyakarta ini menulis status bahwa diri dan keluarga sudah berkumpul lagi di rumah: ‘’Terimakasih kami kembali di pondok, berkat bantuan saudara, teman, sahabat, adat, puskesmas setempat dan prajuru. Pokoknya jeg suksme ping banget.”

Baca juga:  Nusa Penida Jadi Favorit Wisatawan Tiongkok, Bupati Suwirta Instruksikan Antisipasi Corona

Postingannya itu mendapat respons dari kerabat, keluarga dan para sahabat FB yang intinya mendoakan agar ia dan keluarganya dalam kondisi sehat selalu.

Ketika dihubungi, Selasa (24/8), Artana mengaku bersama istri, ayah, ibu dan anaknya sempat menjalani isolasi terpusat (isoter) di salah satu tempat isoter di daerah Samsam Tabanan. Di tempat isoter itu ia dan keluarga menjalani isolasi selama beberapa hari.

Kemudian, Artana mendapat surat per Sabtu, 21 Agustus 2021 dari Dinas Kesehatan Tabanan bahwa dirinya sudah boleh pulang setelah menjalani masa isolasi. Sedangkan, keluarganya diperbolehkan pulang per Senin, 23 Agustus 2021. Kini, akhirnya mereka kembali berkumpul dengan keluarganya.

Diceritakan, anak pertamanya, melalui test swab di tempat kerjanya menunjukkan hasil positif. Artana sempat menjenguk anaknya.

Awalnya dia merasa dalam kondisi biasa saja. Tetapi karena dia punya riwayat batuk, saat makan kacang-kacangan, krupuk apalagi minum es, pasti batuknya kumat. Kondisi itu dianggap biasa awalnya.

Baca juga:  184 Ribu Kasus Omicron Ditemukan di 115 Negara, Negara Ini Terbanyak

Selang beberapa hari ia sempat tidak mencium bau. Selanjutnya sang istri mengajaknya tes Swab bersama putrinya, hasilnya positif. Istrinya yang sempat test, awalnya negative, keesokan harinya ketika test lagi, hasilnya positif. Dari situlah Artana sekeluarga diisolasi di tempat isoter di Poltrada Samsam Tabanan.

Di tempat isoter, Artana menjalani hari-hari dengan istirahat dan tidak lupa berdoa. Di sana, petugas menyediakan makanan dan vitamin.

Karena ada batuk, ia sempat minta obat batuk. Setelah 10 hari menjalani isolasi, Artana pun diperbolehkan pulang, kemudian disusul anggota keluarganya. Kini, anak pertamanya, sudah diperbolehkan kerja.

Hindari COVID-19

Sementara itu melihat angka kasus COVID-19 di Bali masih tinggi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, mengajak masyarakat untuk menerapkan sejumlah langkah menghindari penularan COVID-19. Dikutip dari Bali Post, Senin (23/8), ada sejumlah langkah mesti dilakukan di antaranya, apabila ada anggota keluarga dinyatakan positif, agar seluruh keluarga segera melakukan testing dengan rapid test antigen atau swab PCR ke rumah sakit, puskesmas atau laboratorium.

Baca juga:  Pertama di 2021, Australia Laporkan Kematian COVID-19

Warga yang terkena COVID-19 dengan gejala ringan, seperti badan meriang, demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, hilangnya penciuman, dan hilangnya rasa pengecap agar segera ke tempat Isoter yang disediakan oleh Pemkab /pemkot atau desa.
Warga yang terkena Covid-19 dengan gejala sedang/berat, seperti batuk yang disertai dengan sesak nafas, agar segera ke rumah sakit rujukan di masing-masing wilayah untuk mendapatkan perawatan.

Sebab, keterlambatan dalam mendapatkan perawatan akan sangat berbahaya. Warga yang sudah mengikuti vaksinasi suntik ke-1 atau suntik ke-2, dalam beraktivitas tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara tertib dan disiplin dengan 6 M yaitu memakai masker standar dengan benar, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir, mengurangi bepergian, meningkatkan imun tubuh, dan mentaati peraturan pemerintah.
(Subrata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *