Prof Dr. dr. I Ketut Suyasa, SpB. Sp. OT (K). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus COVID-19 di Bali yang masih belum menunjukkan tanda mereda, membuat pemerintah terus gencar melakukan tracing dan testing (2T). Terutama, bagi mereka yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi COVID-19.

Dalam upaya mengefektifkan kegiatan tracing dan testing, Fakultas Kedokteran Unud turut melibatkan mahasiswa dan dokter residen bersama-sama TNI dan Polri. Menurut Dekan FK Unud, Prof Dr. dr. I Ketut Suyasa, SpB. Sp. OT (K), tim yang dilibatkan secara keseluruhan berjumlah hampir 200 orang. Dengan rincian terdiri dari mahasiswa kesehatan masyarakat untuk tracing, dan dokter residen untuk testing sebanyak 140 orang.

Baca juga:  Pintu Masuk Bali Masih Dibuka Meski Rentan COVID-19, Ini Penjelasan Kasatgas

Sementara, terkait tenaga kesehatan yang diperbantukan di setiap RS, ia mengaku siap memback-up apabila memang diperlukan. Karena saat ini ada sebanyak 1.200 tenaga dokter residen yang dimiliki dan siap membantu.

“Tim yang kami turunkan terdiri dari mahasiswa kesehatan masyarakat maupun tim dokter residen. Mereka diperbantukan dan dikoordinasikan melalui Danrem dan Dandim Badung untuk selanjutnya disebar ke kecamatan-kecamatan, dan koramil setempat untuk membantu pelaksanaan testing. Karena penemuan kasus itu merupakan hal yang sangat penting,” kata dr. Suyasa, Selasa (24/8).

Baca juga:  Zona Orange Ini Laporkan Tambahan Korban Jiwa COVID-19 Terbanyak, Salah Satunya Pedanda

Menurutnya, langkah tracing dan tracing ini perlu dilakukan karena tujuannya untuk menemukan lebih awal mereka yang terkonfirmasi kasus positif, sehingga bisa segera dilakukan isolasi terpusat (isoter). “Tentu ini bisa mencegah penularan lebih lanjut. Sehingga perlu tindakan tegas, kalau tidak, penyebarannya tidak bisa segera diselesaikan,” pungkasnya.

Selama pelaksanaan tracing, diakuinya ada sejumlah kendala yang pernah dihadapi. Salah satunya adalah, ada keluarga yang kontak ternyata difungsikan ke lokasi lain. Tentu hal ini akan menyulitkan petugas. “Ini menjadi salah satu kendala di lapangan. Padahal adik-adik sudah melakukan usaha semaksimal mungkin untuk melakukan penelusuran bersama dengan Babinsa dan Babinkamtibmas, termasuk juga teman-teman dari Puskesmas. Tentu sinergi ini yang penting  jika kolaborasi bagus tentu upaya ini bisa diselesaikan dengan baik,” tambahnya.

Baca juga:  Kematian COVID-19 di Dunia Lampaui 150.000 Kasus, Dua Pertiganya Ada di Benua Ini

Selain membantu tracing dan testing, FK Unud juga telah melakukan telekonsultasi atau telekonseling dengan menggandeng IDI cabang Denpasar. Materi yang diberikan biasanya terkait bagaimana solusi mandiri, kapan pasien harus datang ke rumah sakit, kemudian apa saja yang harus dilakukan selama isolasi mandiri. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *