DENPASAR, BALIPOST.com – Taekwondoin PON Bali Muhammad Akbar Siddik, sempat vakum selama 4 tahun. Soalnya, dia diberi sanksi selama 2 tahun tidak boleh berlaga, sejak 2013. Kenyataannya, Siddik tidak lagi bertanding untuk taekwondo selama 4 tahun, dan comeback lagi mulai 2017.
Ditemui di Denpasar, Rabu (25/8) Siddik mengungkapkan, dirinya mendulang emas, pada ajang Pra PON di Jakarta untuk kyorugi kelas -80 kg. “Saya pertama kalinya tampil di PON, dan untuk target pribadi saya harus bisa menyabet emas,” tuturnya.
Secara teknik dan fisik, Siddik sudah siap untuk bertarung, namun menyangkut strategi, dia lebih mempercayakan kepada pelatih Sandiaz Antonio. “Saya siap bertarung melawan atlet dari berbagai provinsi, sedangkan taktik dan strategi pelatih yang akan mengaturnya,” ucapnya.
Ia mengakui, upaya merebut emas tidaklah mudah, sebab atlet tangguh juga berdatangan seperti dari Papua, Jabar, DKI, dan Kaltim. Sebagai persiapan PON, Siddik telah menjajal taekwondoin PON DKI, dalam ajang try in.
Bagi Siddik, berlaga di PON Papua ini, bisa jadi merupakan yang pertama dan terakhir kalinya. Maklum, usianya kini 26 tahun, sementara cabor taekwondo menekankan regenerasi atlet. Sebelumnya, Siddik pernah berlaga di ajang Pra PON Riau 2011. “Namun, saya tak lolos, sebab usia baru 16 tahun, dan saya batal tampil di PON Riau 2012,” kenang atlet kelahiran Luwuk, Sulteng, 1995 ini.
Bahkan, lanjut dia, dirinya juga pertama kali tampil di Porprov Bali, persisnya di Tabanan pada 2019. “Saya kembali menggeluti dunia taekwondo ini sejak 2017. Kala itu, saya ditunjuk menjadi pelatih di Semesta Taekwondo Club, Gianyar,” ungkapnya.
Prestasi Siddik di cabor taekwondo cukup mengkilap. Ia mulai berlatih taekwondo mengambil pelajaran ekskul di SMPN 2 Blahbatuh, sejak 2007. “Saya juga berlatih di dojang Gianyar Taekwondo Club (GTC),” sebut dia. Siddik langganan menjuarai Porjar Gianyar dan Bali, sampai Kejurnas 2011 di Jakarta, hingga ditawari masuk SMA Ragunan Jakarta. (Daniel Fajry/Balipost)