Seorang warga membersihkan kandang ternak babinya di Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST. com – Salah satu dampak virus Flu Babi Afrika yang menyerang babi beberapa waktu lalu, hingga kini berdampak pada ternak babi. Bahkan, akibat kelangkaan babi, kini bibitnya pun harganya mahal. Bahkan, akibat harga mahal ini, program yang dirancang Dinas Pertanian Kota Denpasar pun terganggu.

Pada rencana program Dinas Pertanian Kota Denpasar tahun ini, salah satunya memberikan bantuan bibit ternak babi kepada salah satu kelompok tani. Sayangnya, program ini belum bisa terealisasi karena harga bibit babi saat ini cukup mahal.

Baca juga:  Soal Pengerukan dan Pengurugan, Pelindo III Wajib Kantongi Amdal

Plt. Kadis Pertanian Kota Denpasar, AAG Bayu Brahmasta saat dihubungi Kamis (26/8) menegaskan bantuan bibit babi belum bisa direalisasikan Mengingat, saat ini harga bibit yang masih tinggi. Padahal pihaknya sudah beberapa kali melakukan refocusing untuk mampu mengcover harga bibit ini.

Dikatakan, akibat terkendala anggaran yang sudah dipasang, pihaknya akan melakukan refocusing pada perubahan APBD 2021 mendatang. Pihaknya memberikan harga tertinggi untuk bibit ini Rp 1.650.000, namun harga bibit terus naik bahkan kini mencapai Rp 1.750.000.

Baca juga:  Bupati Gede Dana Ambil Langkah Cepat Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Rencananya, pihaknya akan memberikan bibit babi sebanyak 50 ekor kepada Kelompok Tani Kresek. Tapi jumlah ini belum pasti juga, tergantung harga bibitnya. Kalau sampai anggaran perubahan harganya masih tinggi, jumlah bibit yang kami berikan akan menyesuaikan dengan harga saat itu.

Selain memberikan bantuan berupa bibit babi kepada peternak, pihaknya juga memberikan bantuan benih pada kepada petani di Denpasar. Sebanyak 17.100 kg benih padi sudah diberikan kepada petani tahun 2021 ini.

Baca juga:  Rugby Masuki Masa Pra Kompetisi

Pihaknya juga memberikan bantuan pupuk NPK non subsidi sebanyak 26.600 kg, serta pupuk organik sebanyak 23 ton. Pada anggaran perubahan juga akan ada tambahan bantuan pupuk NPK. “Saat ini sedang tahap pembahasan,” katanya. (Asmara Putera/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *