DENPASAR, BALIPOST.com – Bali meloloskan enam petinju ke PON Papua. Mereka diminta bertarung serius di atas ring, seraya mengandalkan pukulan andalannya, guna menaklukkan lawannya. Soalnya, pertarungan adu jotos di ajang PON ini, sangat bergengsi membawa nama daerah, hingga terkadang dipengaruhi faktor non teknis.
Pelatih PON Bali Yulianus Leo Bunga, di Denpasar, Kamis (26/8) mengungkapkan, selama ini petinju Bali susah dalam menyabet medali emas, pada hajatan multievent empat tahunan antarprovinsi se-Indonesia. Yulianus mencontohkan, dua petinju asuhannya Kornelis Kwangu Langu dan Julio Bria, sama sekali belum pernah mendulang emas di PON.
Akan tetapi, lanjut dia, Kornelis dan Julio meskipun tidak merebut emas di PON, namun justru dipanggil pelatnas SEA Games. “Saya juga heran, Kornelis dan Julio belum pernah menyumbangkan medali emas di PON, tetapi justru mereka pernah meraih medali emas di SEA Games,” tegasnya.
Untuk itu, dirinya menginstruksikan kepada petinju asuhannya, supaya mengandalkan pukulannya, baik straight, jab, serta upper cut. “Saya minta petinju memaksimalkan pukulan andalannya, supaya benar-benar menjadi senjata pamungkas menaklukkan lawan. Jadi, petinju dituntut memiliki pukulan yang mematikan (killing punch),” pesan dia.
Ia menilai, dalam olahraga adu jotos, berbeda dibandingkan bela diri lainnya. Dicontohkannya, pukulan dalam olahraga tinju tidak sekadar mengenai sasaran dan mendapatkan poin. “Namun, pukulan yang diharapkan justru bisa merobohkan lawan, hingga mencium kanvas di atas ring,” ujarnya.
Alasannya, kata dia, di tinju terdapat kemenangan KO, yang artinya wasit dan juri memutuskan kemenangan mutlak bagi petinju, sebab lawannya tersungkur dan tidak bisa melanjutkan pertandingan. “Untuk menghindari penilaian yang kontroversial, sebaiknya petinju memukul lawannya hingga roboh,” ungkapnya.
Yulianus sendiri mematok target tak muluk-muluk, dan hanya ingin menyumbang sekeping medali emas. Selama ini program latihan penggenjotan fisik di areal parkir timur Lapangan Renon, serta sparring di Sasana Adi Swandana Boxing Champ (ASBC) Panjer. “Terkadang kami mendatangkan lawan sparring petinju pro Larry Siwo,” cetusnya. (Daniel Fajry/balipost)