Arsip - Ilustrasi paus Peregocetus berkaki empat yang hidup sekitar 43 juta tahun lalu. (BP/Ant)

KAIRO, BALIPOST.com – Fosil berusia 43 juta tahun dari spesies paus amfibi berkaki empat ditemukan di Mesir. Para ilmuwan mengatakan hal itu, sebagaimana dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (26/8).

Penemuan itu membantu para ilmuwan melacak transisi paus dari darat ke laut. Jenis paus yang baru ditemukan itu termasuk dalam kelompok Protocetidae, yakni sekelompok paus yang punah karena gagal bertahan di masa transisi dari darat ke laut, kata tim peneliti yang dipimpin Mesir dalam sebuah pernyataan.

Fosil paus berkaki empat itu digali dari bebatuan Eosen tengah di Oasis Faiyum di Gurun Barat Mesir, daerah yang dulunya tertutup oleh laut dan telah memberikan banyak penemuan yang menunjukkan evolusi paus.

Baca juga:  Polda Jatim Sebut Dugaan Pengeboman di 4 TKP

Kemudian, fosil paus tersebut dipelajari di Pusat Paleontologi Vertebrata Universitas Mansoura (MUVP). Paus jenis baru yang ditemukan itu diberi nama Phiomicetus anubis dan diperkirakan memiliki panjang tubuh sekitar tiga meter dan massa tubuh sekitar 600 kilogram sehingga paus itu kemungkinan merupakan predator paling atas, kata para peneliti.

Kerangka sebagian dari paus itu mengungkapkan bahwa paus berkaki empat tersebut adalah paus protocetid paling primitif yang diketahui dari Afrika. “Phiomicetus anubis adalah spesies paus baru yang penting, dan penemuan penting untuk paleontologi Mesir dan Afrika,” kata Abdullah Gohar dari MUVP.

Baca juga:  Singapura Susun Panduan Hidup Normal dengan COVID-19

Gohar adalah penulis utama makalah tentang penemuan yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B. Nama genus paus, Phiomicetus, diberikan untuk menghormati tempat paus itu ditemukan, yakni Oasis Fayum.

Sementara nama spesiesnya, anubis, mengacu pada Dewa Anubis, yaitu dewa Mesir kuno berkepala anjing yang terkait dengan kegiatan mumifikasi dan kehidupan setelah kematian. Terlepas dari penemuan fosil baru-baru ini, gambaran besar evolusi paus awal di Afrika sebagian besar tetap menjadi misteri, kata para peneliti.

Baca juga:  Dua Spesies Gurita Punya Kesamaan Molekul Otak dengan Manusia

Pekerjaan di wilayah tersebut berpotensi mengungkap detail baru tentang transisi evolusioner dari paus amfibi ke paus akuatik sepenuhnya.

Dengan bebatuan yang menutupi sekitar 12 juta tahun, penemuan di Oasis Fayum “berkisar dari paus seperti buaya semiakuatik hingga paus air raksasa”, kata Mohamed Sameh dari Badan Urusan Lingkungan Mesir.

Penemuan paus baru itu telah menimbulkan pertanyaan tentang ekosistem purba dan mengarahkan penelitian ke pertanyaan-pertanyaan. Seperti asal-usul dan kehidupan paus-paus purba di Mesir, kata pendiri MUVP Hesham Sellam. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *