SINGARAJA, BALIPOST.com – Darurat kesehatan karena pandemi COVID-19 memicu peningkatan angka pengangguran. Di Buleleng, tercatat ada peningkatan pengangguran dari 2020 hingga 2021 lebih dari dua kali lipat.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Buleleng Ni Made Dwi Priyanti Putri, Jumat (27/8), mengatakan angka pengangguran mencapai 4 persen. Padahal, sebelum pandemi COVID-19 pengangguran hanya sekitar 1,2 persen dari total penduduk Buleleng.
Dari peningkatan ini dominan karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor pariwisata dan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Meski demikian ada beberapa orang yang sudah mulai bekerja ke luar negeri, namun jumlahnya sekitar 100 orang saja. “Dari pantauan kita, memang karena banyak PHK ini menambah pengangguran di daerah kita. Namun, belakangan ini ada yang sudah mulai bekerja mulai dari bulan Maret 2021, yang persiapan juga ada,” katanya.
Menurut Kadisnaker, data, angkatan kerja di Buleleng sebanyak 382.712 orang. Sementara yang terserap sebanyak 362.851 orang di berbagai sektor pekerjaan. Dari angka itu, sebanyak 19.861 orang masuk kategori pengangguran terbuka.
Menyusul persoalan ini, pihaknya melaksanakan program pembukaan lapangan pekerjaan bagi pengangguran. Ini dilakukan melalui bursa tenaga kerja (job fair) secara daring. “Job fair ini akan membantu mengurangi angka pengangguran, sebab pandemi angka pengangguran makin bertambah,” tegasnya. (Mudiarta/balipost)