Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Selama pandemi COVID-19 dan juga penerapan PPKM, banyak pekerja kantoran melakukan Work From Home (WFH). Aktivitas ini bisa menjadi penyebab seseorang terserang sindrom metabolik yang merupakan salah satu penyebab dari penyakit jantung.

Menurut Divisi Endokrin Program Studi Ilmu Penyakit Dalam RSUP Sanglah, dr. Rionaldo, sindrom metabolik ini merupakan suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik. Pada tahap awal, sindrom metabolik ini biasa tidak memiliki gejala langsung.

Namun demikian, dokter bisa mendiagnosis sindrom metabolik dengan mengukur tekanan darah dan lingkar pinggang dan meminta tes darah sederhana untuk mengetahui kadar kolesterol, trigliserida, dan gula darah. “Sari yang sudah diketahui, jika seseorang mengalami sindrom ini, maka akan memiliki tekanan darah dan tekanan kolesterol yang tinggi, baik itu kolesterol jahat maupun kolesterol baik,” ucapnya, Jumat (27/8).

Baca juga:  Nyeri di Dada, Tak Hanya Ciri Sakit Jantung

Lebih lanjut dikatakan, penyebab utama seseorang bisa menderita sindrom metabolik ini adalah karena kondisi obesitas sentral atau terjadi penumpukan lemak di perut. Menurutnya, sebagai aturan umum, jika lingkar pinggang di atas 90 cm atau lebih untuk laki-laki atau 80 cm atau lebih perempuan, maka perlu dilakukan pemeriksaan.

Karena kata dia, lemak tubuh meningkatkan kolesterol dan trigliserida dalam otot rangka yang dapat merusak sekresi insulin, meningkatkan kadar glukosa darah dan risiko diabetes. Selain itu, kelebihan jaringan lemak di perut juga memicu inflamasi sitokin yang meningkatkan resistensi insulin dalam otot-otot rangka. “Obesitas sentral juga terkait dengan penurunan produksi adiponektin, yang memiliki fungsi antidiabetes, anti-aterosklerosis dan anti-inflamasi,” terangnya.

Baca juga:  Warga Australia Ditemukan Tewas, Beberapa Bagian Tubuhnya Luka

Seorang yang bekerja dari rumah atau WFH diakuinya, menjadi kelompok yang rentan mengalami obesitas sehingga mengalami sindrom metabolik. Karena pelaku WFH, umumnya kurang melakukan aktivitas fisik  dan memiliki beban stress yang tinggi.

Untuk mencegah sindrom metabolik menjadi lebih parah, dr. Rio memberikan beberapa tips, mulai dari perubahan gaya hidup, seperti pengaturan pola makan dan penyeimbangan aktivitas fisik. “Bagi kelompok WFH, bisa mulai dengan melakukan olah raga ringan selama 30 menit sehari dengan pilihan latihan yang moderat namun rutin, sehingga bisa membakar timbunan lemak,” tambahnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Gubernur Koster Sebut Bali Satu-satunya Miliki Organisasi Pengobatan Tradisional Resmi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *