MANGUPURA, BALIPOST.com – Bangsa Indonesia sudah 76 tahun merdeka. Sehingga pendidikan itu adalah hak dasar masyarakat sesuai amanat Undang Undang Dasar 1945.
“Kalau hari gini masih ada anak tidak bisa diterima di SMA/SMK, sebagai pejabat negara atau pemimpin di daerah itu malu. Maka itulah sebabnya, saya mengencarkan pembangunan SMA/SMK Negeri,” demikian pidato yang disampaikan Gubernur Bali, Wayan Koster dalam acara peletakan batu pertama pembangunan SMA Negeri 2 Kuta Utara tepat pada Hari Suci Saraswati, Sabtu (28/8).
Alasan Gubernur Koster mengencarkan pembangunan SMA/SMK Negeri, karena saat dirinya menjadi Gubernur, selalu ada ribut di setiap penerimaan siswa baru atau tahun ajaran baru, akibat tak tertampungnya lulusan SMP di SMA/SMK Negeri. “Ini terjadi di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Gianyar,” kata Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng itu.
Ia mengatakan anak-anak lulusan SMP yang tidak mendapatkan sekolah SMA/SMK sebenarnya bisa diatasi, kalau SMA/SMK swasta diberdayakan. Jika ditotal semua kapasitas SMA/SMK negeri dan swasta, sebenarnya Bali memiliki daya tampung lebih. “Tapi anak-anak kita tidak mau masuk ke sekolah swasta yang tidak cocok sama pilihannya atau tidak sesuai harapannya,” jelas mantan Anggota DPR-RI Komisi X dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Gubernur Koster dalam kesempatan ini berbagi pengalaman waktu bertugas di Komisi X DPR-RI yang membidangi pendidikan di hadapan jajaran Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali. Kata Koster, ada 3 aspek utama yang harus diperhatikan di dunia pendidikan.
Pertama, harus melakukan perluasan akses bagi para siswa untuk bisa diterima di sekolah SMA/SMK. “Jadi harus ada keseimbangan antara lulusan SMP dengan daya tampung masuk ke SMA/SMK Negeri ataupun swasta,” ungkapnya.
Aspek kedua, Meningkatan mutu pendidikan dengan menyediakan guru yang baik dan berkualitas, sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah, tersedianya sistem yang baik, termasuk bahan ajarnya yang mendukung pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dan aspek ketiga, Meningkatkan daya saing untuk melanjutkan Perguruan Tinggi atau masuk dunia kerja.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Kadisdikpora) Provinsi Bali, I Ketut Ngurah Boy Jayawibawa melaporkan pembangunan SMA Negeri 2 Kuta Utara terletak di Banjar Babakan, Kelurahan Kerobokan Kaja, Kecamatan Kuta Utara. Dibangun di areal seluas 80 are, sebagai wujud nyata mengimplementasikan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali menuju Bali Era Baru dengan program prioritas di bidang pendidikan. Yakni memastikan tersedianya fasilitas pendidikan yang terjangkau, merata, adil dan berkualitas serta melaksanakan wajib belajar 12 tahun.
Pembangunan ini direncanakan selesai dalam 3 tahapan, yang pelaksanaannya dimulai dari tahun anggaran 2021 sampai dengan 2023. “Fisik yang dibangun saat ini 1 gedung pengelola, 1 unit gedung ruang belajar 3 lantai dengan 9 rombel dengan dana yang bersumber dari APBD Semesta Berencana Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 8.768.875.000. Untuk pembangunan tahap I selesai pada akhir tahun 2021,” ujar Kadisdikpora Provinsi Bali.
Ia mengharapkan pembangunan SMA ini mampu mengatasi kekurangan daya tampung di Kecamatan Kuta Utara maupun zona terdekat yakni dari Mengwi dan Denpasar Barat.
Keberadaan SMAN 2 Kuta Utara, lebih lanjut disebutkannya sangat didukung oleh adanya jumlah SMP yang mencapai sebanyak 15 SMP yang berlokasi di wilayah Kuta Utara dengan jumlah siswa 1.844 orang, dan untuk diketahui bersama bahwa penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2021/2022 sudah dilakukan dengan jumlah siswa 432 orang / 12 rombel yang sementara masih numpang belajar di SMA Negeri 1 Kuta Utara. (Winata/balipost)