Tangkapan layar peta zona risiko penyebaran COVID-19 secara nasional. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali kembali melanjutkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 mulai Selasa (31/8) hingga Senin (6/9). Setelah menjalani PPKM berjilid-jilid, zona risiko COVID-19 mulai menunjukkan perbaikan.

Dilihat dari data zona risiko penyebaran COVID-19 yang diakses pada Rabu (1/9), terjadi pengurangan zona merah di Bali. Pun, kepatuhan 3 M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak serta menjauhi kerumunan) juga masih sangat tinggi, dengan masing-masing kabupaten/kota berada di atas 94 persen.

Dari evaluasi mingguan per 29 Agustus 2021 yang dilansir Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Bali kini memiliki 3 zona orange dan 6 merah. Jadi, ada penurunan zona risiko di kabupaten yang sebelumnya berisiko tinggi menjadi menengah.

Kabupaten yang berpindah ke zona orange setelah sebulan ada di zona merah itu adalah Jembrana. Sedangkan dua zona orange lainnya adalah Bangli dan Gianyar yang telah berbulan-bulan menghuni zona ini.

Enam kabupaten/kota masih ada di zona merah. Yakni Tabanan, Denpasar, Badung, Buleleng, Karangasem, dan Klungkung.

Dalam sebuah kesempatan, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba mengatakan pihaknya berupaya untuk memindahkan pasien COVID-19 yang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR) ke isolasi terpusat (Isoter). “Yang paling penting mengedukasi masyarakat terdampak. Bagaimana caranya kita mengajak saudara-saudara kita yang masih isolasi di rumah masing-masing biar dengan senang hati merasa bersemangat kita pindahkan ke tempat yang sebenarnya ada, yang sepatutnya, sehingga mendapat perawatan lebih baik, jaminan kesehatan yang lebih baik itu daripada tinggal di rumah masing-masing,” kata Bupati.

Baca juga:  Presiden Sebut Aksi Teror di Surabaya Tindakan Biadab, Perintahkan Diberantas Hingga Akarnya

Per 31 Agustus, Jembrana mencatatkan kumulatif kasus COVID-19 mencapai 5.392 orang selama pandemi berlangsung sejak Maret 2020. Jumlah pasien sembuh mencapai 4.856 orang, korban jiwa akibat COVID-19 sebanyak 189 orang, dan masih dirawat 347 orang.

Sementara itu, Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Bali, Dewa Made Indra, meminta masyarakat agar selalu disiplin melaksanakan 6M. Yaitu memakai masker standar dengan benar, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi bepergian, meningkatkan imun, dan mentaati aturan, serta dihimbau untuk tidak berkerumun, dan membatasi kegiatan sosial sesuai dengan aturan yang berlaku.

Seiring membaiknya zona risiko Bali, secara nasional juga makin baik. Zona merah kembali mengalami mengalami pengurangan signifikan, dari 53 (10,31 persen) menjadi 15 (2,92 persen) kabupaten/kota.

Sementara itu, zona risiko sedang (orange) mengalami penurunan. Dari 343 kabupaten/kota (66,73 persen) di minggu lalu menjadi 294 kabupaten/kota (57,20 persen) pada minggu ini.

Kenaikan signifikan terjadi pada zona risiko rendah atau kuning. Dari 117 kabupaten/kota (22,76 persen) menjadi 204 (39,69 persen). Zona hijau atau tak ada kasus masih tetap 1 kabupaten/kota (0,19 persen) dan zona hijau tak terdampak tetap tidak ada (0 persen).

Baca juga:  Gangguan Masih Berlangsung, Pemeriksaan Imigrasi Manual Dilakukan Sejumlah Bandara

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Prof. Wiku Adisasmito, dalam keterangan pers virtual disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (31/8) malam, mengapresiasi perkembangan baik penanganan COVID-19 secara nasional. “Apresiasi juga kepada seluruh tenaga kesehatan, pemerintah daerah dan seluruh lapisan masyarakatnya yang telah bahu membahu dan bergerak cepat. Sehingga, penanganan pasien COVID yang tepat akan meningkatkan angka kesembuhan,” ujarnya dipantau dari Denpasar.

Meskipun secara nasional kasus aktif dan kesembuhan Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik. Namun angka kematian harus terus diwaspadai.

Ia mengutarakan sebagai negara dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia, Indonesia berperan penting dalam usaha merubah pandemi COVID-19 menjadi endemi. Sebagai bentuk kontribusi di lingkungan global dan perlindungan masyarakat Indonesia, pemerintah melakukan penguatan strategi di hulu yang berfokus pada strategi defensif dan ofensif.

Strategi terdiri dari pertama, peningkatan kedisiplinan terhadap Protokol Kesehatan 3M, kedua, akselerasi vaksinasi dalam skala besar, dan ketiga, peningkatan upaya 3T. “Yang harus digarisbawahi adalah, ketiga strategi tersebut harus dijalankan secara bersamaan karena sama pentingnya dan membutuhkan partisipasi aktif seluruh kelompok masyarakat,” tegasnya.

Baca juga:  Tiga Masih Buron, Perburuan Liar di TNBB Temukan Sejumlah Fakta Baru

Kepatuhan 3 M Bali

Meski secara zonasi risiko penyebaran COVID-19 Bali didominasi merah, kepatuhan menggunakan masker dan menjauhi kerumunan yang merupakan bagian dari protokol kesehatan 3 M masih tetap sangat tinggi. Ini terlihat dari seluruh kabupaten/kota di Bali masuk kategori hijau dengan kepatuhan di atas 94 persen.

Hasil pemantauan kepatuhan menggunakan masker dan menjaga jarak selama sepekan, 23 sampai 29 Agustus, di Bali sangat baik. Warga yang dipantau mencapai 1.028.688 orang di 235.489 titik pantau. Tersebar di 56 kecamatan dan 493 kelurahan yang ada di 9 kabupaten/kota se-Bali.

Dari data di dashboard Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan, seluruh kabupaten/kota di Bali masuk zona hijau yang persentase kepatuhannya di atas 94 persen. Tabanan menduduki peringkat pertama dengan 99,46 persen. Disusul Badung di urutan kedua dengan 99,21 persen. Gianyar ada di posisi ketiga dengan tingkat kepatuhan 98,84 persen. Buleleng menduduki kabupaten dengan kepatuhan terendah, mencapai 94,44 persen.

Sedangkan untuk kepatuhan memakai masker, seluruh kabupaten/kota juga masuk zona hijau. Tabanan terpatuh dengan persentase 99,84 persen. Di urutan kedua adalah Gianyar 99,63 persen. Urutan ketiga Badung 99,60 persen. Buleleng terendah kepatuhannya mencapai 96,07 persen. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *