SINGARAJA, BALIPOST.com – Pemerintah pusat menginstruksikan model penanganan kasus aktif Virus Corona (COVID-19) dengan mengoperasikan lokasi isolasi terpusat (isoter). Di Buleleng pola penanganan ini diterapkan dengan baik.
Skema yang dilaksanakan jajaran TNI, Polri, dan instsnasi terkait di Buleleng membuahkan hasil positif. Di mana, kasus aktif berhasil dikendalikan. Tren kesembuhan pasien terinfeksi COVID-19 kategori Orang Tanpa Gejala Gejala Ringan (OTG-GR) terus meningkat.
Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, Selasa (31/8) mengatakan, pengoperasian tempat isoter ini dilaksanakan mulai 13 Juli 2021. Saat itu, pemerintah daerah kesulitan mencari lokasi isoter.
Bahkan, hotel di daerah ini pun banyak yang menolak kamarnya dipakai tempat isoter. Dari kondisi itu, pihkanya kemudian melakukan lobi dengan Rektor Undiksha Prof. Dr. Nyoman Jampel.
Hasilnya, dua gedung asrama mahasiswa di kampus Desa Jineng Dalem, Kecamatan Buleleng diizinkan untuk dijadikan tempat isoter.
Isoter ini memiliki kapasitas sebanyak 156 tempat tidur. Sampai sekarang menampung sebanyak 87 orang dan sisa 69 tempat tidur.
Selain dua gedung asrama itu, lobi yang lain juga berhasil dengan diizinkannya dengan memakai asrama siswa di SMA dan SMK Negeri Bali Mandara di Desa/ Kecamatan Kubutambahan. Dari kapasitas sebanyak 326 tempat tidur, hingga Selasa (31/8) seluruh tempat tidur di loaksi isoter ini telah kosong.
Tak cukup itu, Dandim Windra pun memanfaatkan gedung di Kompi C Air Sanih, Kecamatan Kubutambahan untuk tempat isoter. Untuk isoter di Komi C kapasitasnya sebanyak 244 tempat tidur, dan terisi 62 orang, dan masih tersisa sebanyak 182 tempat tidur.
Kalau ditotal, dari tempat isoter itu, Buleleng menyediakan lebih dari 1.000 tempat tidur untuk pasien OTG-GR. “Diawali intruksi pemerintah pusat, kemudian instruksi pimpinan kami (Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak), kami bersama tim gabungan berinisiatif menyiapkan tempat isoteri. Kami operasikan 4 lokasi isoter dengan kapasitas tempat tidur di atas 1.000,” katanya.
Menurut Dandim Windra, sejak mengoperasikan 4 lokasi isoter ini, kasus aktif penularan Virus Corona mulai terkendali. Keberhasilan lain adalah pasien OTG-GR yang menjalani treatment pengobatan selama tinggal di lokasi isoter semakin banyak yang sembuh.
Dari data sementara, dari tempat ioster (gedung asrama mahasiswa Undiksha, SMA/SMK Negeri Bali Mandara, dan Kompi C Air Sanih), total pasien OTG-GR yang dirawat sebanyak 2.112. Pasien yang telah sembuh sebanyak 1.834 orang.
Bahkan, pasien yang menjalani isoter di asrama SMA dan SMK Negeri Bali Mandara sekarang seluruh pasien dinyatakan sembuh, sehingga tempat isoter itu sekarang telah kosong. “Pada awal memang berat sekali, di mana kita harus jemput pasien dan banyak hambatan di lapangan, namun setelah kita jalani dengan konsep melayani dengan hati dan prinisp kemanusian, pasien yang ditampung di lokasi isoter ini telah banyak yang keluar, dan data terkahir isoter di SMA dan SMK sekarang kosong,” tegasnya.
Di sisi lain Dandim Windra mengakui, setiap pasien yang ditampung di tempat isoter ini berbeda jauh dari penanganan tempat isoter di hotel-hotel. Di mana, pasien yang menjalani siolasi selain mengikuti treatment pengobatan oleh petugas medis, model treatment lain dilakukan seperti mengikutkan senam ceria untuk meningkatkan imunitas tubuh para pasien.
Bahkan, tim gabungan yang dikerahkan di tempat isoter ini melayani pasien dengan manusiawa di mana setiap konplin pasien dilayani dengan sangat baik. “Pendistribusian paket obat-obatan mudah, dan treatment lain dilakukan seperti mengajak senam ceria, berjemur, dan setiap konplin pasien kami layani dengan hati dan mengedepankan prinsip kemanusian, seperti yang diisntruksikan pimpinan kami. Sehingga berhasil dimana tidak ada sampai pasien meninggal di lokasi isoter,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)