JAKARTA, BALIPOST.com – Walau saat ini sedang pandemi COVID-19, prospek perdagangan pasar valuta asing dan derivatif diperkirakan tetap memberikan kinerja positif pada 2021. Pasalnya pasar ini terus bertumbuh pada semester I tahun ini.
Bursa Komoditi & Derivatif Indonesia (BKDI/ICDX), dalam rilisnya memyebut pertumbuhan kinerja pasar multilateral hingga 57,9 persen pada paruh pertama tahun ini. Total nilai transaksi mampu menyentuh angka Rp 126 triliun pada pasar valuta asing dan derivatif.
ICDX memprediksikan bahwa pasar masih akan terus berkembang hingga akhir tahun 2021. Ini, seiring dengan pemulihan ekonomi di berbagai negara.
Di tengah pertumbuhan dan persaingan pasar yang signifikan, kreatifitas dan inovasi diperlukan untuk menopang prospek ini. Menurut salah satu praktisi financial technology di bidang perdagangan berjangka komoditi Indonesia, Hendrik Hartono, pihaknya berupaya untuk berinovasi lewat aplikasi trading seluler all in one.
Ia yang merupakan Direktur Utama PT. Handal Semesta Berjangka (HSB) ini mengatakan aplikasi ini memiliki banyak fitur untuk mendukung kebutuhan para nasabah dalam melakukan trading. Aplikasi HSB disambut baik dan diterima sebagai aplikasi trading yang populer dengan jumlah unduhan lebih dari 1 juta kali.
Bahkan, ia mengungkapkan HSB berhasil meraih penghargaan sebagai “Most Improved Broker of The Year 2021” dari ICDX. “Penghargaan dari ICDX ini yang merupakan hasil penilaian dari industri pasar perdagangan berjangka komoditi. Sejak berdirinya kami tetap berpegang pada prinsip berbasis teknologi dan inovasi, serta berkomitmen untuk menjadi perusahaan teknologi di bidang keuangan terkemuka di Indonesia, dengan menyediakan solusi transaksi online yang transparan, fair, berteknologi tinggi,” paparnya.
Penghargaan yang diberikan oleh ICDX ini, ditambahkannya, merupakan bukti nyata kinerja perusahaan. Ini, juga memperlihatkan bahwa teknologi yang tinggi serta selalu berinovasi pada sektor pelayanan dan pengembangan produk dapat menunjang dan memudahkan kegiatan investasi setiap nasabah di tengah persaingan industri keuangan dunia. (kmb/balipost)