Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Vaksinasi di Indonesia terus digencarkan. Bahkan, pada Rabu (1/9), Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengungkapkan dari data Kementerian Kesehatan, Indonesia telah berhasil mencapai 100 juta dosis vaksin yang disuntikan.

Dalam keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Kemenkes RI, ia mengatakan pemerintah berkomitmen untuk bekerja keras dalam melakukan percepatan vaksinasi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Ia juga mengingatkan, vaksinasi dapat mencegah agar tidak sakit parah bila tertular oleh virus COVID-19. “Oeh karena itu, vaksin sangat penting agar kita semua dapat hidup berdampingan dengan virus corona dan melakukan aktivitas dengan kebiasaan baru. Selain vaksin, tetap disisplin protokol kesehatan, terutama memakai masker,” ujarnya.

Baca juga:  Lebih dari 6 Bulan Tak Disuntik Dosis 2, Vaksinasi COVID-19 Harus Diulang

dr. Nadia menegaskan vaksin yang dipergunakan dalam program vaksinasi pemerintah dijamin aman dan efektif karena telah melewati proses uji keamanan mutu yang ketat dan memperoleh izin penggunaan dari Badan POM. “Vaksin yang aman adalah vaksin yang tersedia saat ini. Jadi, tidak usah ragu-ragu dan khawatir untuk divaksinasi,” himbaunya.

Terpisah, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Dr. dr. Hariadi Wibisono, MPH, menilai, vaksinasi mengalami perkembangan yang dinamis. Awalnya masih terbatasnya jumlah vaksin dan tempat pelayanan vaksin, pada saat yang sama masyarakat juga masih takut divaksin sehingga masih rendah masyarakat yang mau divaksin.

Baca juga:  Penyidik KPK Minta Pelantikan Sebagai ASN Ditunda

Apalagi saat itu masih banyak berita hoax soal vaksin. Namun berjalan dengan waktu masyarakat mulai menerima informasi yang benar soal vaksinasi. “Terjadi perubahan cara pandang saat ini masyarakat yang minta divaksin. Ini harus dipertahankan,” ujarnya, dalam rilis yang diterima.

Menurut Dr. Hariadi, perlu proses di luar pemberian vaksinasi yakni memberikan pemahaman kepada masyarakat serta memerangi berita hoax. Ia juga mengingatkan, saat minat masyarakat tinggi untuk divaksin jangan sampai saat datang ke sentra vaksinasi ditolak karena vaksinnya tidak cukup.

Baca juga:  Pupuk Toleransi Umat Beragama saat Pandemi

“Soal masyarakat pilih-pilih vaksin mungkin kurang mendapatkan pemahaman bahwa semua vaksin dari segi keamanan dan manfaat itu sama,” ujarnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *