DENPASAR, BALIPOST.com – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Nasional, Prof. Wiku Adisasmito dalam keterangan pers virtualnya, Kamis (2/9), mengungkap dua penyumbang terbesar turunnya kasus di Agustus bila dibandingkan bulan sebelumnya. Koordinator Tim Pakar ini mengatakan dua upaya itu adalah masyarakat yang bersabar dan menjaga protokol kesehatan serta tidak melakukan perjalanan yang tidak mendesak.
Dipaparkannya dalam keterangan pers disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, selama Agustus 2021, penambahan kasus telah mengalami penurunan. Secara kasus harian, jumlah kasus nasional di 29 Agustus 2021 dibandingkan 15 Juli telah turun sebesar 86,9 persen.
Sedangkan secara bulanan total kasus pada Agustus adalah 664.829 kasus atau turun sebesar 45 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Juli 2021, jumlah kasusnya tertinggi selama pandemi, yaitu sebesar 1.225.765 kasus.
Ia mengutarakan kemampuan menekan angka kasus hampir setengah dari sebelumnya dalam jangka waktu sebulan adalah perkembangan yang baik. “Namun, kita tidak boleh cepat berpuas diri. Mengingat, meskipun sudah mengalami penurunan kasus di bulan ini masih 2 kali lipat dari saat lonjakan pertama atau pada Januari lalu,” ujarnya.
Idealnya, lanjut Wiku, kasus harus ditekan menjadi lebih sedikit dari total kasus pada Januari lalu atau di bawah 331.092 kasus. “Pada kesempatan ini, saya memberikan apresiasi pada seluruh lapisan masyarakat yang telah menaati peraturan yang dikeluarkan pemerintah dalam bentuk PPKM selama bulan Juli dan Agustus dan berkontribusi langsung menurunkan jumlah kasus,” kata Wiku.
Selain itu, pada prinsipnya pemerintah telah berusaha melakukan sinkronisasi data antara pusat dan daerah. “Namun demikian, kita perlu mengantisipasi delay data yang dapat berkontribusi pada perbedaan data dan berpotensi lebih tinggi dari seharusnya,” katanya.
Dijelaskannya, kasus aktif di Agustus juga turun drastis dibandingkan bulan sebelumnya. Kasus aktif di akhir Agustus berjumlah 196.281 (4,8 persen) sedangkan di akhir Juli kasus aktifnya berjumlah 545.447 (16 persen).
Angka kesembuhan juga mengalami peningkatan. Pada Agustus jumlahnya mencapai 942.281 orang, sementara di Juli sebanyak 836.501 kasus.
Positivity rate bulanan mengalami penurunan signifikan pada Agustus. Yaitu dari 27,40 persen di Juli menjadi 18,38 persen.
Untuk bed occupancy rate (BOR) di Agustus sudah turun menjadi 40,06 persen dari 72,77 persen di bulan sebelumnya.
Sayangnya di luar semua indikator yang membaik, kasus kematian di Agustus justru mengalami kenaikan. Bahkan, lebih tinggi dibandingkan Juli.
Kematian di Juli sebesar 35.984 orang. Sedangkan di Agustus mencapai 37.330 orang.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono berharap penanganan COVID-19 dapat terus ditekan hingga titik terendah sejalan dengan berbagai macam protokol kesehatan yang sedang dikampanyekan pemerintah. Wamenkes menegaskan penurunan angka kasus di Tanah Air jangan sampai mengakibatkan masyarakat lengah.
“Semua perkembangan positif ini jangan membuat kita lengah. Kita juga melihat negara dengan tingkat vaksinasi di atas 50 persen dari jumlah penduduk seperti Amerika Serikat, Inggris, Israel dan Jepang kembali mengalami lonjakan kasus. Itu karena protokol kesehatan yang tidak dijaga,” katanya.
Walaupun Indonesia mengalami akselerasi yang lebih cepat dalam memberikan vaksinasi, katanya, namun penerapan protokol kesehatan merupakan salah satu keharusan yang perlu dijalankan supaya tidak terjadi lonjakan berikutnya. “Kita harus tetap waspada dan tetap menahan diri untuk mengurangi mobilitas, menjaga disiplin protokol kesehatan dan segeralah untuk divaksinasi,” ajaknya. (Diah Dewi/balipost)