DENPASAR, BALIPOST.com – Nilai ekspor dan impor Bali pada Juli 2021 belum normal seperti sebelum pandemi. Nilai ekspor Bali pada Agustus 2021 mencapai USD 31,40 juta. Nilai ini mengalami penurunan jika dibandingkan Juni 2021 (mtm) karena pada Juni 2021 nilai ekspor Bali mencapai USD 39,17 juta, sehingga mengalami penurunan -19,86%.
Jika dibandingkan Juli 2021 dengna Juli 2020 atau yoy, ekspor Bali turun -7,64%, karena nilai ekspor Juli 2020 mencapai USD 33,99 juta. Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Hanif Yahya, Kamis (2/9).
Jika melihat ekspor Bali pada Juli 2019 dan 2018, ekspor Juli 2021 belum menunjukkan nilai yang normal, karena pada Juli 2018, nilai ekspor Bali mencapai USD 46,423 juta pada Juli 2019 dan mencapai USD 44,75 juta.
Lima besar negara tujuan ekspor Bali pada Juli 2021 adalah Amerika Serikat yang mencapai USD 12,27 juta, turun -20,80% (mtm). Ekspor terbesar kedua tujua Australia yaitu USD 2,28 juta, turun -41,22% (mtm).
Tujuan ekspor terbesar ketiga adalah Jepang dengan nilai USD 2,12 juta, turun -10,88% (mtm), ekspor ke Inggris USD 1,64 juta, turun -21,96% (mtm), dan ekspor ke Jerman USD 1,23 juta, turun -11,21% (mtm). “Lima negara tujuan ekspor Bali terbesar mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kondisi pada Juni 2021,” imbuh Hanif.
Komoditas ekspor Bali terbesar Juli 2021 adalah komoditas ikan dan udang dengan nilai ekspor mencapai USD 6,81 juta, turun -17,47% (mtm). Komoditas terbesar kedua terbesar adalah perhiasan atau permata sebesar USD 4,34 juta, turun -18,84% (mtm). Komoditas ekspor ketiga terbesar adalah pakaian jadi bukan rajutan dengan nilai ekspor USD 4,02 juta, turun -19,54% (mtm).
Komoditas keempat terbesar adalah barang – barang rajutan, dengan nilai USD 2,65 juta, turun -3,18% dibandingkan Juni 2021 (mtm) dan komoditas kelima yaitu kayu dan barang dari kayu dengan nilai USD 2,49 juta, turun -34,88% (mtm). “Jika digabung nilai ekspor Bali dari Januari-Juli 2021 mencapai USD 275,78 juta, jika dibandingkan periode sama tahun 2020, naik 6,07 %,” ungkapnya.
Perkembangan nilai impor Bali pada Juli 2021 sebesar USD 1,77 juta. Nilai ini mengalami penurunan -29,39% (mtm) yang mencapai USD 2,51 juta. Sedangkan jika dibandingkan dengan Juli 2020 atau yoy, turun -60,94% karena nilai impor Bali pada Juli 2020 mencapai USD 4,54 juta.
Impor Bali terbesar pada Juli 2021 yaitu dari Tiongkok sebesar USD 0,67 juta, naik 23,79% (mtm). Terbesar kedua dari Singapura sebesar USD 0,46 juta, naik 27,36% (mtm). Impor terbesar ketiga berasal dari Autralia sebesar USD 0,22 juta atau turun -31,44% (mtm). Impor dari Jerman pada Juli 2021mencapai USD 0,13 juta, turun -54,56% (mtm). Negara kelima asal impor Bali adalah Thailand sebesar USD 0,12 juta, naik 15,92% (mtm).
Lima besar komoditas impor Bali pada Juli 2021 yaitu terbesar adalah barang – barang dari kulit yang mencapai nilai impor sebesar USD 393,29 ribu atau naik 8,98 % (mtm), kedua terbesar komoditas lonceng, arloji dan bagiannya yang mencapai nilai usd 332,51 ribu atau naik 36,73% (mtm). Komoditas perhiasan/permata mencapai nilai USD 243,64 ribu atau turun 34,01% (mtm).
Komoditas keempat yang diimpor terbesar adalah mesin dan peralatan listrik, nilai impor Bali mencapai USD 205,89 ribu, turun -44,61% (mtm), impor mesin dan perlengkapan mekanik, nilai impor pada Juli mencapai USD 165,96 ribu, turun-66,10% (mtm).
Perkembangan nilai impor Bali akumulasi dari Januari samapai Juli 2021 mencapai USD 23,63 juta. Jika dibandingkan dengna periode sama tahun 2020 turun -63,08%.Dengan demikian, neraca perdangan Bali pada Juli 2021 surplus USD 29,62 juta. (Citta Maya/balipost)