TABANAN, BALIPOST.com – Masa pandemi, permintaan benih Ikan Nila ternyata mengalami peningkatan. Terbukti, penyedia benih di Subak Baru, Desa Baru, Kecamatan Marga mengalami kesulitan memenuhi permintaan. Dari rata-rata permintaan benih ikan 5 juta ekor dalam sebulan, hanya bisa terpenuhi 2 juta ekor.
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Air Tawar Mina Ayu, I Nyoman Wirka menjelaskan, tingginya permintaan di tengah pandemi ini, salah satunya dipicu munculnya belerang di Danau Batur, Kintamani, Bangli. Sejak tahun 2000, pembudidaya ikan yang tergabung dalam kelompoknya telah menjadi pemasok kebutuhan ikan di Kawasan Batur.
Sejak pertengahan Agustus sampai dengan awal September ini, jumlah benih yang mampu terpenuhi baru 500 ribu ekor. “Keterbatasan lahan, indukan dan modal menjadi kendala kami memenuhi kebutuhan ikan,” terangnya, Sabtu (4/9).
Lanjut kata Wirka, benih ikan nila dari Desa Baru selama ini sangat diminati di kawasan Batur, karenw kualitasnya. Kualitas benih tetap terjaga karena adanya pendampingan dari Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa. “Kualitas benih diakui baik, dan ini hasil pendampingan oleh Universitas Warmadewa, sehingga ikan-ikan yang kita kirimkan sering disebut sebagai ikan Warmadewa” ujar Wirka.
Rencananya untuk bisa memenuhi permintaan benih Ikan Nila, ke depan akan ditambah jumlah plasma atau kelompok binaan di luar desa itu. Yang akan dioptimalkan di wilayah Penebel, Marga dan Baturiti.
Salah Satu Peneliti dari Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa Ir. I Wayan Arya, MP mengatakan pendampingan pada pembudidaya ikan di Desa Baru sudah dilakukan sejak 1992. Ia menargetkan ke depan pembudidaya mampu membuat indukan sendiri dan tidak lagi tergantung indukan dari luar. “Apabila ini berhasil maka target produksi benih ikan 5 juta ekor per-bulan akan mampu dipenuhi,” jelasnya. (Puspawati/balipost)