TABANAN, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung cuku lama, tak mengendorkan semangat seniman Bali berkarya. Para seniman tetap berkreativitas, menghadirkan karya seni rupa untuk diapresiasi, menari, menabuh gamelan, berkarya sastra dan sebagainya.
Tentu, protokol kesehatan 5 M—memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengindarkan kerumunan dan mengurangi mobilitas, tetap menjadi atensi. Sehingga tidak menimbulkan klaster baru penyebaran COVID-19.
Adalah Made Bakti Wiyasa dan putranya I Putu Bagus Sastra, perupa asal Pohmanis Tabanan, selama pandemi ini intens ‘’mendatangi’’ situs-situs peradaban Bali kuno, kemudian mengabadikannya ke dalam bidang-bidang kanvas dalam wujud lukisan, seperti lukisan togog kuno, togog candi tebing kuno, togog dan relief di situs tua, bagunan suci, pura, dan tinggalan budaya di tepi-tepi sungai tua di Bali.
Karya-karya tersebut dipamerkan selama dua minggu sejak Sabtu, 4 September 2021, bertajuk “Situs Ritus Peradaban Bali Tua”. Pameran ini digelar di rumahnya, Teba Kangin Pohmanis Art Space, Desa Pemanis, Biaung, Penebel Tabanan.
‘’Keberadaan situs dan ritus kuno di Bali itu bisa disimak secara on line dan off line pada karya-karya seni lukis kami. Di situ disajikan karya ritus Pangelong Jiwa, peradaban tepi Sungai Yeh Petanu, jejak peradaban tepi Sungai Yeh Sungi dan sebagainya. Kunjungan kami terima terbatas, dan standar prokes dalam wujud mendukung imbauan pemerintah dan sekaligus aktif di masa pandemi ini dalam aktifitas pemajuan kebudayaan,’’ ujar Bakti Wiyasa, Senin (6/9).
Pameran yang dibuka tokoh publik Giring Ganesha tersebut diisi dengan bincang seni budaya atau sharing perkembangan kebudayaan. Dalam kesempatan itu Giring menyampaikan, apapun yang terjadi, orang Bali itu tetap berkarya, berkesenian, dan bersyukur.
Seniman tetap menghadirkan wujud karya seni lukis, menari, menabuh gamelan serta bersastra. Selalu semangat bekerja di segala bidang, meski di masa pandemi sekalipun.
Sementara itu, dalam situasi pandemi saat ini Bagus Sastra yang pelajar SD di Dalung, Kuta Badung ini, malah lebih produktif berkarya. Karya-karyanya menunjukkan perkembangan kualitas dan kuantitas, serta daya kreatifnya meluas ke berbagai media untuk berkarya. (Subrata/balipost)