JAKARTA, BALIPOST.com – Pemerintah terus mengintensifkan program vaksinasi nasional dengan target 208 juta penduduk untuk segera mencapai kekebalan komunal atau herd immunity. Terkait hal tersebut, pemerintah juga meminta daerah untuk melakukan terobosan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi bagi masyarakat rentan, khususnya kelompok lanjut usia (lansia).
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono saat memberikan keterangan pers menyambut kedatangan vaksin COVID-19 tahap ke-56 dan 57. “Kami juga mengimbau pemerintah daerah untuk mencari terobosan-terobosan baru agar mendorong percepatan vaksinasi bagi kelompok masyarakat usia lanjut dan masyarakat dengan penyakit penyerta atau masyarakat rentan,” ujar Dante, dikutip dari relis Setpres, Sabtu (11/9).
Wamenkes mengungkapkan, jumlah penduduk lansia yang sudah di vaksinasi masih jauh tertinggal dari kelompok masyarakat lain. Dante juga meminta dukungan dari seluruh elemen masyarakat agar siapapun tidak tertinggal dalam program vaksinasi nasional. Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan meskipun jumlah kasus aktif dan angka kematian akibat COVID-19 menurun. “Jangan sampai lonjakan kasus kembali terjadi. Negara-negara tetangga kita seperti Malaysia dan India bahkan Singapura saat ini kembali mengalami lonjakan kasus karena pelanggaran protokol kesehatan,” ujarnya.
Kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang saat ini masih berlangsung, imbuh Dante, bertujuan agar Indonesia tidak kembali mengalami lonjakan kasus. “Kita harus mematuhi kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah karena bertujuan untuk kebaikan kita bersama. Insyaallah dengan ikhtiar bersama dari segenap pihak kita dapat melewati pandemi ini dengan baik,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengungkapkan, berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO perkembangan jumlah kasus COVID-19 secara global telah melewati 223 juta kasus dengan angka kematian mencapai lebih dari 4,6 juta kasus. “Jumlah kasus baru relatif stabil dalam satu bulan terakhir. Tren penurunan terjadi di tiga kawasan WHO di dalam satu minggu terakhir, yaitu Afrika, Asia Tenggara, dan Mediterania Timur, sebaliknya tren kenaikan terjadi di kawasan Amerika,” ungkap Retno.
Menlu pun bersyukur karena Indonesia termasuk salah satu negara yang terus mengalami tren penurunan. “Di dalam beberapa hari terakhir, positivity rate nasional berhasil turun di bawah angka lima persen yang merupakan ambang batas WHO. Pada saat bulan Juli yang lalu, saat kita mengalami kasus yang sangat banyak sekali, positivity rate nasional kita melampaui 31 persen,” ujarnya.
Seperti yang disampaikan Menlu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mengungkapkan bahwa pada beberapa negara dengan tingkat vaksinasi tinggi, terjadi terputusnya hubungan atau decoupling antara kenaikan kasus dengan tingkat kematian akibat COVID-19. “Artinya, meskipun terjadi lonjakan kasus namun tidak diikuti dengan kenaikan rawat inap dan juga kematian. Ini membuktikan bahwa vaksin bekerja, vaccine works,” ujarnya.
Oleh karena itu, Retno kembali mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung program vaksinasi nasional yang digulirkan pemerintah. Mesin diplomasi Indonesia, tegasnya, juga akan terus bergerak dengan kecepatan penuh untuk memenuhi kebutuhan vaksin nasional dan menyuarakan akses yang adil terhadap vaksin untuk semua negara. “Dukungan semua rakyat Indonesia dengan melakukan vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan sangat diperlukan. Ayo vaksinasi dan kita jalankan protokol kesehatan,” pungkas Menlu. (Agung Dharmada/Balipost)