DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus COVID-19 yang dilaporkan nasional pada Sabtu (11/9) makin melandai. Tambahan kasus pada hari ini masih mencapai 5 ribuan orang.
Jumlah pasien sembuh bertambah melampaui kasus baru. Jumlahnya di kisaran 7 ribuan orang.
Kematian yang dilaporkan pada hari ini juga makin turun, di kisaran dua ratusan orang. Lebih rendah dari sehari sebelumnya.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan terjadi penambahan kasus COVID-19 sebanyak 5.001 orang. Kumulatifnya menjadi 4.163.732 orang.
Pada hari ini dilaporkan yang sembuh sebanyak 7.586 orang. Total pasien sembuh menjadi 3.909.352 orang.
Korban jiwa tercatat 270 orang. Sehingga kumulatifnya menjadi 138.701 orang selama pandemi berlangsung sejak Maret 2020.
Jumlah pasien COVID-19 yang masih dirawat mencapai 115.679 orang. Suspek bertambah 209.579 orang.
Sinkronisasi Data
Dalam rilisnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, Jumat (10/9), meminta pemerintah daerah aktif berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait sinkronisasi data agar semakin interoperable. Hal ini untuk mencegah kesalahan terkait data kedepannya.
Perlu dilakukan kualitas pencatatan dan pelaporan kasus COVID-19 menjadi objek pemahaman dan perbaikan berkelanjutan, mengingat data adalah aspek krusial dalam mengambil keputusan. Dan umumnya selama masa migrasi data ini ditemuka perubahan kondisi, misalnya angka kasus aktif yang berubah apakah pasien sudah sembuh atau meninggal.
“Pemda harus berkoordinasi aktif untuk mensinkronisasi kan segera. Dengan harapan data akan semakin interoperable dan mecegah hal yang sama terjadi di masa mendatang,” kata Wiku.
“Saya apresiasi kepada Depok yang telah berupaya mensinkronisasi dan dimohon kepada Pemerintah Daerah lainnya untuk segera mengikuti langkah Depok dan semoga tidak ada lagi laporan data yang berbeda antara pusat-daerah kedepannya,” tutur Wiku. Ia menjelaskan bahwa selama 1 minggu, Depok dapat mensinkronisasi sekitar 17 ribu kasus.
Di samping itu, saat ini pemerintah terus berupaya memperbanyak stok vaksin untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi nasional. Dalam mensukseskan program vaksinasi ini diperlukan upaya aktif untuk menjamin stok vaksin mencukupi di setiap kabupaten/kota.
“Diharapkan para wali kota dan bupati aktif berkoordinasi dengan gubernur setempat yang menjadi penerima pertama stok vaksin dari pusat,” lanjutnya.
Gubernur pun mampu menjadi kepanjangan tangan pimpinan daerah wilayah administratif di bawahnya untuk mengadvikasi kebutuhan dosis vaksin di daerahnya. Karena hal ini akan menjadi input berarti bagi Kemenkes, termasuk perbaikan mekanisme dan distribusi serta logistik untuk segera ditindaklanjuti. (Diah Dewi/balipost)