Seorang petugas membawakan makanan warga yang sedang mejalani isolasi terpusat (Isoter) di Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sebanyak 9.209 orang tanpa gejala-gejala ringan (OTG-GR) berhasil dipindahkan dari Isolasi Mandiri (Isoman) ke Isolasi Terpusat (Isoter) oleh Pemerintah Provinsi Bali. Ini, selama sebulan penanganan COVID-19 (12 Agustus hingga 11 September).

Menurut Ketua Satgas Harian Penanganan COVID-19 Bali, Dewa Made Indra, dalam rilisnya Minggu (12/9), strategi penyediaan Isoter untuk kasus terkonfirmasi orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR), menunjukan hasil yang cukup signifikan. Salah satunya ditandai dengan menurunnya kasus aktif atau dalam perawatan.

Baca juga:  Pastikan Tak Timbulkan Klaster Baru, Peserta SKB CPNS Pemprov Bali Harus Tunjukkan Ini

Ia menyebutkan pada 10 Agustus 2021 tercatat 12.831 kasus aktif atau dalam perawatan. Sedangkan dalam kurun waktu sebulan mengalami penurunan signifikan lebih dari 65 persen ke angka 4.563 orang per 11 September 2021.

Demikian juga jika dilihat pada angka perawatan di Rumah Sakit Rujukan, tercatat di 10 Agustus 2021 sebanyak 2.144 orang dan menurun signifikan pada 11 September 2021 menjadi 990 orang.

Baca juga:  Pj Gubernur Ajak KADIN Kolaborasi Kembangkan Ekonomi di Pusat Kebudayaan Bali

“Khusus angka isoman yang mendapat sorotan serius saat kunjungan Menko Marves tgl 12 Agustus 2021, saat itu masih di angka 8.437 orang dan hari ini (11 September, red) tinggal 1.882 yang masih di isoman,” demikian Dewa Indra.

Ditegaskannya, angka Isoman ini pun masih akan berkurang jauh jika update data bisa segera dilakukan ke sistem aplikasi nasional. Sebab, lebih dari 50 persen data isoman tersebut sudah 14 hari atau bahkan lebih terkonfirmasi. Sehingga bisa dikategorikan sebagai pasien sembuh, kecuali pasien tersebut beralih untuk dirawat ke rumah sakit atau meninggal dunia.

Baca juga:  Tiga Hari Belakangan, Aktivitas Kegempaan Gunung Agung Meningkat

“Sejak kunjungan Menko Marves di awal bulan Agustus, Bapak Gubernur Bali gencar melakukan pergerakan pasien ke Isoter bahkan dilarang keras untuk isolasi mandiri karena relatif berisiko.
Upaya ini didukung penuh oleh personil TNI dan Polri, termasuk Relawan serta Tenaga Kesehatan, dan kerja keras tersebut mulai menunjukkan hasil,” ujarnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *