Wayan "Kun" Adnyana. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Berbagai capaian selama tiga tahun kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster, bersama Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), telah mampu diwujudkan dengan menata secara fundamental dan komprehensif pembangunan Bali yang mencakup tiga aspek utama yaitu alam, krama, dan Kebudayaan Bali yang bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi. Salah satunya pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Kabupaten Klungkung yang menuai apresiasi.

Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana, S.Sn., M.Sn., mengatakan bahwa pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung merupakan program pembangunan visioner sekaligus mengakar sesuai keunggulan dan keadiluhungan kebudayaan Bali. Apalagi, Bali merupakan pulau dengan aktivitas seni budaya dan juga industri kreatif kelas dunia.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya Bali memiliki Pusat Kebudayaan Bali kelas dunia pula. “Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali ini menjawab mimpi-mimpi maestro, seniman, pekerja kreatif, akademisi, dan juga pelaku industri kreatif. Ruang multifasilitas apresiasi seni budaya ini juga sudah pasti akan menjadi wahana pemajuan seni budaya dan industri kreatif Bali,” ujar Prof. “Kun” Adnyana, Senin (13/9).

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Hari Ini, 81 Persen Disumbangkan Empat Zona Merah

Menurut Mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ini, penyelenggaraan pembangunan Bali yang dilakukan Gubernur Koster telah dilakukan dengan perencanaan komprehensif, menyeluruh, dan utuh. Baik dari sisi penegakan filosofi Sad Kerthi secara utuh, penciptaan dan penataan regulasi formal Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Gubernur, dan juga kemampuan komunikasi sosial menyentuh sanubari masyarakat.

Sehingga betul-betul tegak lurus dengan cita-cita dan orientasi visi pembangunan Provinsi Bali, yaitu menjaga keharmonisan alam, manusia, dan kebudayaan Bali untuk kesejahteraan krama Bali secara sakala-niskala. “Apa yang dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster, dengan menyelenggarakan pembangunan secara utuh, menyeluruh, dan terpola dalam Pembangunan Semesta Berencana, telah banyak mendapat apresiasi. Tidak saja dari pemimpin Nasional, tetapi juga mancanegara,” tandasnya.

Dikatakannya, sudah sepatutnya seluruh masyarakat Bali berterima kasih mendapat pemimpin yang merakyat secara utuh, lascarya lahir-batin dalam menyelenggarakan pembangunan Bali dan memiliki akses sekaligus dipercaya pemerintah pusat, sehingga banyak sekali anggaran pembangunan dari didanai APBN. “Tidak sembarang pemimpin dapat melakukan itu, sehingga sebagai krama Bali, masyarakat secara keseluruhan, hendaknya secara aktif menjaga situasi kondusif sekaligus berpartisipasi dalam pembangunan Bali,” tandasnya.

Baca juga:  Vokasi Diperbanyak, Guru Jangan Hanya Tahu Teori

Apresiasi dan dukungan juga datang dari Budayawan yang juga akademisi Universitas Warmadewa (Unwar), Dr. Drs. A.A. Gede Raka, M.Si. Dikatakan bahwa pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung di dalamnya terdapat zona pusat kebudayaan Bali. Dimana, akan dilengkapi bangunan-bangunan yang representatif yang mewakili seluruh aspek budaya manusia.

Tidak hanya unsur kesenian, namun juga ketujuh unsur kebudayaan Bali lainnya. Sehingga, pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali ini akan memberikan warna tersendiri bagi kebudayaan Bali. Sebab, di sana tidak hanya menonjolkan unsur kesenian saja, tetapi unsur kebudayaan lainnya juga diberikan ruang. Dengan demikian, seluruh unsur kebudayaan yang ada di Bali ditampilkan secara terpusat.

“Ide Pak Gubernur sangat bagus, tidak hanya kita mengatakan perlu mengembangkan, menggali, membina, dan melestarikan tentang budaya, tetapi betul-betul media-media yang dibutuhkan sebagai tempatnya mengembangkan, menggali, membina, dan melestarikan budaya sudah disiapkan. Berarti antara wacana realitas sudah dilakukan sehingga antara harapan dan kenyataan sudah diwujudkan oleh Gubernur kita,” ujarnya.

Baca juga:  Ikut 29 Cabor, Segini Jumlah Kontingen Bali Berangkat ke PON Papua

Gung Raka, berharap apa yang telah disediakan ini mampu dimanfaatkan oleh masyarakat Bali ke depannya. Apalagi, kebudayaan akan terus berkembang sepanjang manusia masih ada di bumi. Terlebih kebudayaan Bali rohnya adalah agama Hindu.

Kawasan Pusat Kebudayaan Bali yang terdiri dari tiga zona (zona inti, zona penunjang, dan zona penyangga) ditata dengan menerapkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi. Kawasan Pusat Kebudayaan Bali dibangun di atas lahan seluas 334 Hektare di Klungkung.

Pembangunan telah dimulai pada tahun 2020, dengan tahapan pembebasan lahan, normalisasi Tukad Unda, dilanjutkan pematangan lahan, dan penuntasan perencanaan, serta desain semua unit bangunan pada akhir tahun 2021. Total anggaran yang diperlukan sebesar Rp 2,5 triliun, bersumber dari APBN Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, dan APBD Semesta Berencana Provinsi Bali. Pembangunan fisik zona inti Pusat Kebudayaan Bali akan dimulai pada tahun 2022, direncanakan selesai tahun 2023. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *