Wayan Ramantha. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 memberikan hikmah bahwa Bali harus mandiri secara ekonomi berdasarkan landasan Tri Sakti Bung Karno. Kemandirian ekonomi ini mesti dibangun dan dikuatkan dengan menggali potensi lokal dan melaksanakan prosesnya dengan sinergi.

Akademisi dari Universitas Udayana, Prof. Wayan Ramantha, Rabu (15/9) mengatakan, inilah momentum untuk mengoperasionalisasikan dasar Tri Sakti Bung Karno yaitu mandiri secara ekonomi. Mandiri secara ekonomi adalah lebih banyak menggali sumber daya Bali lalu meningkatkan nilai tambahnya.

Dengan penduduk pendatang dan turis tidak datang, maka Bali harus merestrukturisasi perekonomian yang semula 100% ketergantungan pada pariwisata, sekarang bangkitkan ketergantungan ekonomi pada sektor pertanian atau perdagangan. “Produk yang dulu berasal dari luar daerah atau luar negeri, sekarang kita manfaatkan produk asli Bali. Gali potensinya untuk kemudian kembangkan untuk membangkitkan perekonomian daerah Bali untuk menunjang pariwisata nanti,” ujarnya.

Baca juga:  Gerakkan Ekonomi Bali, Potensi UMKM Perlu Dimaksimalkan

Pemberdayaan produk-produk lokal mesti dilakukan untuk membangkitkan pasar-pasar lokal yang pada akhirnya ketika ekonomi nasional dan dunia sudah normal, begitu juga kesehatan sudah normal, Bali akan menjadi lebih fight lagi mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan.

Momentum pemulihan ekonomi Bali ini harus dikuatkan dengan penguatan inovasi dalam pengembangan produk-produk baru. Sementara penguatan inovasi di sektor riil ini harus gayung bersambut dengan peran sektor jasa keuangan.

Baca juga:  Ritel Berjejaring Tak Terbendung, Kemandirian Ekonomi "Krama" Bali Makin Hancur

Pengembangan produk dinilai membutuhkan pendanaan. Semua sektor usaha terutama UMKM memiliki kemampuan modal yang terbatas karena prioritas mereka adalah bertahan hidup sehingga uang yang ada untuk konsumsi. Sementara pasar mulai ada potensi untuk bangkit.

Sinergi yang saling menguntungkan ini, kata dia, akan bisa berjalan jika ada inisiatif muncul dari masing-masing pihak. Sektor riil berinisiatif mengembangkan produk, begitu juga sektor jasa keuangan berinisiatif
membangkitkan sektor riil. “Sinergi yang saling menguntungkan harus ada karena salah satu tidak berjalan, maka pemulihan ekonomi tidak akan terjadi,” ujarnya.

Baca juga:  Dwijendra University Bergerak untuk Kesejahteraan Petani Bali

Akademisi dari Undiknas, Prof. I.B. Raka Suardana menilai, momen kekosongan Bali ini harus diisi orang-orang Bali yang dulunya bekerja di sektor formal, sekarang mau tidak mau dan tanpa gengsi harus berani berubah mengambil sektor informal yang selama ini ditekuni oleh penduduk pendatang. “Krama
Bali harus ngeh, sektor informal dan nonformal yang dilakukan para pendatang harus dilakukan orang Bali. Sebelum pemulihan pariwisata, ambil alih sambil belajar yang selama ini dilakukan penduduk pendatang,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *